Bibit Siklon Tropis Ancam Cuaca Ekstrem Indonesia

Pict by Pinterest

BMKG melaporkan aktivitas Bibit Siklon Tropis 96S di Samudra Hindia, barat daya Bengkulu. Bibit siklon ini berpotensi memengaruhi pola cuaca Indonesia selama sepekan. Fenomena ini dapat menyebabkan hujan intensitas sedang hingga sangat lebat di sejumlah wilayah.

Bibit Siklon Tropis 96S memengaruhi cuaca di bagian barat Indonesia. BMKG menyebutkan fenomena ini meningkatkan peluang pembentukan awan hujan, sehingga memicu hujan lebat di berbagai daerah. Wilayah yang diprediksi terdampak meliputi:

  • Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan lainnya.
  • Jawa dan Bali: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, serta Bali.
  • Nusa Tenggara: NTB dan NTT.
  • Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
  • Sulawesi: Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
  • Maluku dan Papua: Maluku Utara, Maluku, Papua, hingga Papua Selatan.

Selain Bibit Siklon 96S, fenomena lain turut mendukung meningkatnya curah hujan:

  1. Dipole Mode Negatif, yang meningkatkan pasokan uap air di Indonesia bagian barat dan tengah.
  2. Madden-Julian Oscillation (MJO) di fase 3, mendukung pembentukan awan hujan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.
  3. Gelombang Rossby dan Kelvin, memperkuat peluang hujan di wilayah barat dan timur, seperti Jawa, Bali, NTB, hingga Papua.

BMKG memprediksi hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang pada periode 26 November – 1 Desember 2024. Beberapa wilayah, seperti Sumatera Selatan dan Papua Selatan, diperkirakan mengalami curah hujan sangat lebat.

BMKG juga mengimbau kewaspadaan terhadap angin kencang di Aceh dan Sumatera Utara. Cuaca ekstrem ini meningkatkan risiko banjir, longsor, genangan air, serta bencana hidrometeorologi lain, terutama di daerah rawan. BMKG meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini. Persiapan dini sangat penting untuk meminimalkan dampak, terutama di wilayah dengan risiko tinggi.

Populer video

Berita lainnya