Kericuhan Aksi Free West Papua di Yogyakarta

Pict by Instagram

Pada Minggu malam, 1 Desember 2024, terjadi kericuhan dalam aksi Free West Papua di Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, Yogyakarta. Menurut polisi, kericuhan bermula ketika beberapa peserta aksi mencoba mengibarkan Bendera Bintang Kejora. Bendera ini sudah lama menjadi simbol Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak tahun 1970-an.

Penggunaan bendera ini sering memicu kontroversi di Indonesia, karena dianggap sebagai simbol gerakan separatisme. Namun, Deputi Direktur Advokasi ELSAM, Andi Muttaqien, menjelaskan bahwa pengibaran bendera tersebut tidak dapat dianggap sebagai upaya makar. Menurutnya, Bintang Kejora merupakan bagian dari budaya masyarakat Papua.

Aksi yang awalnya berlangsung damai di simpang tiga Jalan Kusumanegara ini dimulai sejak sore hari. Massa menyuarakan tuntutan mereka dengan tertib dan tidak ada kekerasan. Ketika azan Maghrib terdengar, massa mulai membubarkan diri dan berjalan menuju arah timur. Namun, suasana berubah menjadi tegang setelah bentrokan terjadi antara peserta aksi dan kepolisian.

Beberapa kendaraan taktis seperti water canon, rantis Brimob, dan truk dalmas terlihat terparkir di sekitar lokasi. Warga sekitar pun berjaga di gang mereka dan memperingatkan pengendara untuk tidak melintasi Jalan Kusumanegara.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, memberikan penjelasan mengenai peristiwa tersebut. Ia menyebutkan bahwa massa yang sudah mulai membubarkan diri kembali mengibarkan Bendera Bintang Kejora. “Mereka yang sudah berjalan ke asrama kemudian kembali dan mencoba mengibarkan bendera tersebut. Kami berusaha mengamankan situasi, namun mereka langsung menyerang kami,” ujar Aditya.

Menurutnya, penyerangan tersebut terjadi setelah massa aksi berusaha mengibarkan bendera yang menjadi simbol kontroversial tersebut. Pihak kepolisian mengamankan situasi agar tidak terjadi pengibaran bendera tersebut di tengah aksi demo.

Polisi juga menegaskan bahwa mereka bertugas untuk memastikan keamanan dan mencegah adanya tindakan yang dapat memperburuk situasi. Aditya menekankan bahwa pengamanan yang dilakukan adalah untuk menghindari tindakan yang dapat menimbulkan ketegangan lebih lanjut.

Kejadian ini menjadi sorotan publik, karena pengibaran Bendera Bintang Kejora sering menjadi titik api dalam berbagai aksi yang berkaitan dengan Papua. Meskipun demikian, pandangan berbeda muncul dari sejumlah kalangan yang menganggap bahwa tindakan tersebut adalah ekspresi kultural yang tidak selalu terkait dengan upaya separatisme.

Populer video

Berita lainnya