Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Senin, 2 Desember 2024. Penutupan IHSG sebelumnya di level 7.114,266, turun 1,193 persen, menjadi sinyal awal potensi tekanan lebih lanjut. Secara teknikal, analis Phintraco Sekuritas mencatat adanya penyempitan positive slope pada indikator MACD dan formasi Death Cross di area overbought pada indikator Stochastic RSI. Kondisi ini memunculkan risiko pelemahan ke support level 7.100.
Dari global, data ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat bulan November akan menjadi sorotan. Diproyeksikan naik ke 47,5 dari 46,5 pada Oktober, data ini menandakan perbaikan aktivitas manufaktur meski masih berada di zona kontraksi. Selain itu, pidato kepala The Fed pada 5 Desember dan data ketenagakerjaan yang akan dirilis akhir pekan ini juga menjadi penentu arah kebijakan moneter.
Dari Eropa, perhatian tertuju pada rilis data Manufacturing PMI Jerman, Euro Area, dan Inggris yang diperkirakan bervariasi, namun tetap di zona kontraksi. Pasar juga memantau data tingkat pengangguran kawasan Euro yang diprediksi naik ke 6,4 persen.
Di Asia, optimisme muncul dari data Caixin Manufacturing PMI China yang diperkirakan naik ke 50,9, menandakan aktivitas manufaktur tetap berada di zona ekspansi. Hal ini dapat memperkuat kepercayaan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2024.
Sementara di dalam negeri, rilis data inflasi November akan menjadi indikator kunci konsumsi masyarakat. Saham-saham seperti EXCL, BFIN, ASSA, PNLF, TAPG, dan MAPI direkomendasikan untuk diperhatikan, dengan rentang koreksi IHSG diprediksi mencapai area 7.066-7.079, bahkan berpotensi turun ke level 6.998 dalam skenario terburuk.
Meskipun begitu, investor perlu bijak dalam mengambil keputusan investasi dengan tetap mencermati dinamika pasar dan sentimen global yang tengah berkembang.