Pernah nggak sih kamu memperhatikan kalau jendela pesawat bentuknya selalu bulat atau oval? Padahal, transportasi lain seperti bus atau kereta punya jendela berbentuk persegi panjang. Ternyata, ada alasan serius di balik desain unik jendela pesawat ini.
Menurut Kapten Steve, pilot maskapai American Airlines, desain bulat mulai diterapkan sejak tahun 1950-an. Sebelum itu, banyak pesawat memiliki jendela berbentuk kotak. Sayangnya, desain ini memicu masalah besar, khususnya pada pesawat yang terbang di ketinggian dengan tekanan udara tinggi.
Saat tekanan udara menekan dinding kabin, sudut tajam pada jendela persegi menjadi titik lemah. Tekanan ini bisa memunculkan retakan kecil di sekitar tepi jendela. Kalau retakan ini terus membesar, bisa memicu kegagalan struktural hingga menyebabkan kecelakaan. Insiden tragis seperti ini pernah terjadi pada pesawat de Havilland Comet 1 di tahun 1953-1954, yang akhirnya menjadi pelajaran penting dalam dunia penerbangan.
Desain bulat menjadi solusi cerdas. Tanpa sudut tajam, tekanan udara menyebar merata di sekitar jendela, meminimalkan risiko retakan. Sejak perubahan ini diterapkan, insiden akibat tekanan jendela nyaris tidak pernah terdengar lagi.
Selain itu, ada detail menarik lain: lubang kecil di jendela pesawat. Fungsinya buat mengatur tekanan udara antara kabin dan lapisan luar jendela. Hal ini memastikan kaca tetap kuat dan aman saat pesawat berada di ketinggian ekstrem.
Penjelasan Kapten Steve yang viral di TikTok bahkan bikin penumpang yang tadinya takut terbang merasa lebih tenang. Ternyata, di balik desain simpel itu ada teknologi canggih yang menjaga keamanan setiap penerbangan. Kalau kamu tahu ini, terbang jadi nggak terasa semenyeramkan itu, kan?