Indonesia kembali bersiap mengimpor beras, kali ini sebanyak 1 juta ton dari India. Rencana ini menjadi kelanjutan diskusi antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat pertemuan di sela-sela KTT G20 di Brasil pada awal pekan ini. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa negosiasi dengan India mencakup proses pengadaan melalui jalur pemerintah ke pemerintah (G2G) demi percepatan distribusi.
Budi menegaskan bahwa komitmen India untuk memasok 1 juta ton beras ke Indonesia sebelumnya sudah disepakati. Namun, pemerintah kini mempercepat realisasi dengan memastikan jalur G2G lebih optimal dibandingkan skema business to business (B2B). Langkah ini diharapkan dapat menyokong target kuota impor beras nasional sebesar 3,6 juta ton tahun ini.
Sebelumnya, kuota impor beras Indonesia memang telah dinaikkan dari 2 juta ton menjadi 3,6 juta ton akibat kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Pemerintah berharap pasokan dari India ini dapat tiba sebelum akhir tahun untuk mengamankan stok nasional.
Tak hanya beras, pembicaraan antara Indonesia dan India juga membahas berbagai peluang kerja sama strategis, termasuk sektor kesehatan dan pendidikan. Prabowo menyoroti pentingnya kolaborasi tenaga medis dan pengembangan pendidikan tinggi, terutama dengan mendatangkan dokter spesialis dan profesor dari India.
Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat hubungan kedua negara, tak hanya di bidang perdagangan, tetapi juga dalam aspek kesejahteraan sosial masyarakat. Sementara itu, berbagai perusahaan India juga dilirik untuk memperluas kiprah mereka di sektor kesehatan Indonesia, termasuk membuka rumah sakit dan mendukung industri farmasi lokal.