Mike Tyson, mantan juara dunia tinju kelas berat, baru-baru ini bertanding melawan Jake Paul. Meskipun kalah, pertandingan ini menyedot perhatian publik karena Tyson dikenal sebagai petinju ganas yang sering menang KO di ronde awal pada masa jayanya.
Kejayaan Awal dan Kekayaan Fantastis
Di akhir 1980-an, Tyson meraih popularitas luar biasa di dunia tinju dan menjadi salah satu atlet terkaya dengan kekayaan mencapai sekitar USD 300 juta (sekitar Rp 4,76 triliun). Namun, kekayaan tersebut tak bertahan lama.
Tyson terlibat berbagai masalah hukum, termasuk kasus pemerkosaan pada 1992 yang berujung pada hukuman enam tahun penjara. Meskipun ia mengklaim hubungan itu bersifat konsensual, kasus tersebut merusak reputasinya. Tyson akhirnya bebas bersyarat setelah tiga tahun dan kembali ke ring tinju.
Gaya Hidup Mewah dan Akibatnya
Di masa kejayaannya, Tyson dikenal dengan gaya hidup yang berlebihan. Ia membeli rumah mewah, mobil mahal, dan perhiasan, serta memelihara dua harimau Bengal yang membutuhkan biaya perawatan sekitar USD 125.000 per tahun. Salah satu pembelian ikonisnya adalah bathtub berlapis emas senilai USD 2 juta untuk mantan istrinya, Robin Givens.
Namun, pengeluaran besar-besaran itu tidak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang bijak. Pada 2003, Tyson dinyatakan bangkrut dengan utang mencapai USD 23 juta. Ia menuding promotor tinju Don King telah mengambil hingga 50% penghasilannya secara ilegal. Meskipun memenangkan gugatan, Tyson hanya mendapatkan USD 14 juta, yang sebagian besar digunakan untuk melunasi utangnya.
Kebangkitan Tyson
Meski sempat kehilangan segalanya, Tyson kembali menghasilkan pendapatan besar melalui pertandingan dan bisnis. Pada 2010, ia mengaku bangkrut total, tetapi perlahan membangun kekayaannya kembali.
Kini, di usia 58 tahun, Tyson memiliki kekayaan sekitar USD 10 juta (Rp 158 miliar). Sebagian besar berasal dari bisnis kanabisnya, Tyson 2.0, yang pada 2023 menghasilkan USD 150 juta.
Kembali ke Ring untuk Uang
Baru-baru ini, Tyson bertarung melawan Jake Paul, seorang YouTuber sekaligus petinju amatir. Meski jauh dari rekor profesional Tyson yang mencatat 50 kemenangan (44 KO), pertandingan ini diprediksi diterima Tyson karena alasan finansial. Hadiah pertandingan tersebut mencapai USD 80 juta, dengan masing-masing mendapatkan USD 40 juta.
Kisah Tyson menjadi bukti bahwa kebangkitan tetap mungkin meskipun pernah terpuruk di titik terendah. Ini membuktikan Tyson tetap semangat menghadapi hidup.