Harga emas dunia sedang berusaha bangkit dari tren penurunan. Pada Rabu (13/11/2024), sekitar pukul 09.01 WIB, harga emas spot internasional tercatat di level US$ 2.607,8 per troy ons, naik 0,34% dari hari sebelumnya. Setelah penurunan hampir 1% pada hari sebelumnya dan tiga hari berturut-turut melemah. Kenaikan ini menjadi harapan untuk menghentikan penurunan empat hari berturut-turut.
Meskipun ada sedikit kenaikan, harga emas tetap berada di tren negatif. Selama sepekan terakhir, harga emas mengalami penurunan sebesar 2,1% secara keseluruhan. Dengan pandangan analisis teknikal pada skala harian, emas masih menunjukkan tren bearish. Hal ini terlihat dari angka Relative Strength Index (RSI) yang tercatat 38,74, di mana posisi di bawah 50 mengindikasikan aset berada dalam kondisi pasar bearish.
Namun, ada tanda-tanda yang menunjukkan potensi pembalikan arah. Indikator Stochastic RSI telah menyentuh angka 3,99, yang jauh di bawah 20, mengindikasikan kondisi jenuh jual (oversold) dan bisa memicu koreksi ke atas. Harga emas saat ini telah melewati titik pivot di US$ 2.605 per troy ons, sehingga level target kenaikan terdekat adalah Moving Average (MA) 5 di angka US$ 2.643 per troy ons. Apabila level ini tertembus, target kenaikan berikutnya berada di MA-10 pada US$ 2.683 per troy ons. Di sisi lain, target support terdekat adalah di level US$ 2.595, dan jika harga menembusnya, maka harga bisa turun lebih lanjut menuju US$ 2.576 per troy ons.
Faktor yang akan memengaruhi pergerakan harga emas selanjutnya adalah data inflasi Amerika Serikat yang akan diumumkan malam ini waktu Indonesia. Pasar memperkirakan inflasi di AS masih akan tetap tinggi. Pada bulan Oktober, inflasi diperkirakan tumbuh 0,2% secara bulanan, sama dengan bulan sebelumnya, sementara inflasi inti diproyeksikan naik 0,3% month-to-month, juga stabil dibandingkan September.
Jika dibandingkan dengan Oktober tahun lalu, inflasi diprediksi mencapai 2,6% secara tahunan, sedikit meningkat dari 2,4% di bulan sebelumnya. Sementara inflasi inti diperkirakan tetap di level 3,3% secara tahunan. Inflasi yang tetap tinggi ini kemungkinan akan membuat bank sentral AS, Federal Reserve, berpikir ulang untuk menurunkan suku bunga. Berdasarkan data CME FedWatch, kemungkinan suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin menjadi 4,25-4,5% pada pertemuan bulan Desember menurun menjadi 60,3% dari pekan lalu yang masih berada di angka 77,3%.
Emas merupakan aset yang tidak menghasilkan bunga (non-yielding asset). Investasi emas cenderung lebih menguntungkan ketika suku bunga rendah.