Serangan Israel, Ancaman Terhadap Pertahanan Iran

Pict by Instagram

Para pejabat Amerika Serikat dan Israel mengklaim serangan jet tempur Israel pada Sabtu lalu berhasil menghancurkan sistem rudal S-300 Iran. Mereka menyebut bahwa situasi ini membuat Iran sangat rentan terhadap serangan lanjutan. Menurut mereka, Iran hanya mampu menjatuhkan sedikit atau bahkan tidak ada rudal yang diluncurkan oleh Israel, yang melibatkan sekitar 100 jet tempur dalam operasi bernama Operation Days of Repentance.

Informasi tersebut sejalan dengan penilaian dari lembaga think tank AS, Institute for the Study of War (ISW). ISW menyatakan bahwa serangan Israel menyebabkan kerusakan serius pada sistem pertahanan udara Iran. Laporan menyebutkan bahwa IDF menyerang beberapa lokasi S-300, termasuk di Bandara Internasional Imam Khomeini dekat Teheran. Beberapa lokasi yang diserang juga bertujuan melindungi infrastruktur energi penting di Iran.

Lembaga tersebut mengidentifikasi serangan terhadap sistem pertahanan di dekat kilang minyak Abadan dan pelabuhan Bandar Imam Khomeini. ISW menyatakan bahwa melemahnya pertahanan di lokasi-lokasi ini dapat membuat Iran lebih rentan terhadap serangan mendatang. Namun, klaim pejabat AS dan Israel bertolak belakang dengan pernyataan Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran. Mereka menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Iran berhasil mencegat banyak rudal Israel.

Staf Umum juga mengklaim bahwa jet-jet tempur Israel menyerang dari wilayah udara Irak yang dikuasai AS, tanpa masuk ke wilayah udara Iran. Narasi ini berbeda dengan laporan dari CNN dan Iran International, yang menyebutkan bahwa beberapa jet tempur Zionis memasuki wilayah udara Iran. Meskipun begitu, militer Iran mengakui adanya empat tentara yang tewas akibat serangan tersebut.

Sistem S-300, meskipun terus diperbarui, dianggap sudah tua dan rentan. Namun, sistem ini tetap menjadi ancaman signifikan, terutama dalam sistem pertahanan berlapis. Iran mengoperasikan S-300PMU-2 Favorit, yang diperkenalkan pada 1997 dan meningkatkan kemampuan antirudal balistik. Angkatan Udara Israel telah berlatih melawan S-300 dalam latihan multinasional selama bertahun-tahun.

Penggantian sistem S-300 Iran tidak akan mudah. Rusia saat ini membutuhkan peralatan pertahanan untuk perang di Ukraina, sehingga pengiriman ke Iran tampak tidak realistis. Selain itu, sistem pertahanan udara Rusia yang lebih baru seperti S-400 juga belum dapat dipastikan ketersediaannya. Dengan hilangnya S-300, Iran menjadi lebih rentan terhadap serangan Israel, terutama terhadap infrastruktur militer dan mungkin juga fasilitas nuklir.

Terdapat laporan tidak terkonfirmasi dari Israel mengenai kemungkinan serangan lanjutan yang menyasar infrastruktur pemerintah. Jika serangan sebelumnya sudah melemahkan pertahanan udara Iran, Israel kemungkinan telah merencanakan opsi-opsi lanjutan jika Iran melakukan balasan.

Populer video

Berita lainnya