“Jam Koma” Gen Z: Tantangan di Era Digital

Pict by Instagram

Fenomena “jam koma” kini populer di kalangan Gen Z. Istilah ini menggambarkan penurunan energi atau kelelahan ekstrem yang terjadi pada jam-jam tertentu, biasanya sore hingga malam. Gen Z sering mengalami kelelahan pada pukul 2-4 sore atau larut malam, dan fenomena ini kerap dibicarakan di media sosial seperti TikTok dan X. Apa sebenarnya penyebab kelelahan ini?

1. Kelelahan Mental Akibat Aktivitas Digital

Gen Z tumbuh dengan teknologi dan media sosial, yang membuat mereka terpapar informasi digital secara terus-menerus. Penggunaan smartphone, komputer, dan interaksi online menyebabkan kelelahan mental dan fisik. Kelelahan yang muncul di tengah hari sering disebabkan oleh overload informasi, yang membuat mereka sulit berkonsentrasi.

2. Kurang Tidur Sebagai Faktor Utama

Banyak dari mereka terbiasa begadang untuk urusan sekolah, pekerjaan, atau hiburan seperti menonton video dan bermain game. Kurangnya waktu tidur membuat tubuh tidak pulih sepenuhnya, sehingga rasa lelah muncul di jam-jam kritis pada siang atau malam hari. Kurang tidur ini memperburuk fenomena “jam koma.”

3. Tekanan untuk Terus Terkoneksi

Di era digital, Gen Z merasa tertekan untuk selalu terkoneksi dan produktif. Media sosial menambah stres dengan adanya ekspektasi sosial dan citra diri yang terus dipantau. Burnout yang disebabkan oleh tekanan ini memicu kelelahan berkepanjangan, yang kemudian memunculkan “jam koma.”

4. Konsumsi Makanan Tidak Sehat

Konsumsi makanan tinggi gula dan kafein, terutama dalam bentuk kopi dan minuman energi, juga berperan dalam fenomena ini. Kafein dan gula yang dikonsumsi pagi hari menyebabkan lonjakan energi, namun efeknya menurun drastis beberapa jam kemudian, memicu rasa lelah yang signifikan.

Dampak Kesehatan

Fenomena “jam koma” berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental Gen Z. Kelelahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu, pola hidup sehat menjadi penting agar mereka dapat mengatasi fenomena ini.

Solusi untuk Mengatasi “Jam Koma”

Beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi “jam koma” meliputi:

  • Mengatur rutinitas harian dengan istirahat terjadwal.
  • Mengurangi konsumsi kafein dan menghindari minuman manis.
  • Mengambil jeda dari aktivitas digital untuk memberi waktu istirahat bagi otak dan tubuh.
  • Olahraga teratur untuk meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan di siang hari.

Fenomena ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Gen Z dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan digital dan kesehatan fisik serta mental. Dengan kesadaran untuk menerapkan gaya hidup sehat dan bijak dalam penggunaan teknologi, mereka dapat mengelola fenomena ini dengan baik. Memahami pentingnya istirahat dan pemulihan adalah kunci untuk menjaga produktivitas dan kesehatan di era digital yang serba cepat.

Populer video

Berita lainnya

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat

Lautaro Martinez Antar Inter Milan Menang Tipis Atas AS Roma

Lautaro Martinez Antar Inter Milan Menang Tipis Atas AS Roma

Inspirasi Bergaya dengan Kemeja Flanel, Ini Cara Memadupadankan Pakaian yang Menawan

Inspirasi Bergaya dengan Kemeja Flanel, Ini Cara Memadupadankan Pakaian yang

Hobi Mengoleksi Mainan, Investasi dan Kesenangan di Balik Barang-Barang Berharga

Hobi Mengoleksi Mainan, Investasi dan Kesenangan di Balik Barang-Barang Berharga

5 Pilihan Hobi yang Bisa Kamu Coba di Tahun 2025

5 Pilihan Hobi yang Bisa Kamu Coba di Tahun 2025

Jangan Panik, Ini Cara Bersikap terhadap Teori Konspirasi

Jangan Panik, Ini Cara Bersikap terhadap Teori Konspirasi

Penjualan Senjata AS Senilai US$ 8 Miliar ke Israel

Penjualan Senjata AS Senilai US$ 8 Miliar ke Israel

Pemilu Jepang: Apa yang Terjadi Setelah Partai Berkuasa Kehilangan Mayoritas?

Pemilu Jepang: Apa yang Terjadi Setelah Partai Berkuasa Kehilangan Mayoritas?

Apakah Benar Kelinci Tidak Boleh Dimandikan?

Apakah Benar Kelinci Tidak Boleh Dimandikan?

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat

Lautaro Martinez Antar Inter Milan Menang Tipis Atas AS Roma

Lautaro Martinez Antar Inter Milan Menang Tipis Atas AS Roma

Inspirasi Bergaya dengan Kemeja Flanel, Ini Cara Memadupadankan Pakaian yang Menawan

Inspirasi Bergaya dengan Kemeja Flanel, Ini Cara Memadupadankan Pakaian yang

Hobi Mengoleksi Mainan, Investasi dan Kesenangan di Balik Barang-Barang Berharga

Hobi Mengoleksi Mainan, Investasi dan Kesenangan di Balik Barang-Barang Berharga

5 Pilihan Hobi yang Bisa Kamu Coba di Tahun 2025

5 Pilihan Hobi yang Bisa Kamu Coba di Tahun 2025

Jangan Panik, Ini Cara Bersikap terhadap Teori Konspirasi

Jangan Panik, Ini Cara Bersikap terhadap Teori Konspirasi

Penjualan Senjata AS Senilai US$ 8 Miliar ke Israel

Penjualan Senjata AS Senilai US$ 8 Miliar ke Israel

Pemilu Jepang: Apa yang Terjadi Setelah Partai Berkuasa Kehilangan Mayoritas?

Pemilu Jepang: Apa yang Terjadi Setelah Partai Berkuasa Kehilangan Mayoritas?

Apakah Benar Kelinci Tidak Boleh Dimandikan?

Apakah Benar Kelinci Tidak Boleh Dimandikan?

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Cara Menghilangkan Slime yang Tertempel di Rambut Anak

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat

Stop Flexing, Manfaatkan Media Sosial untuk Hal yang Lebih Bermanfaat