Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai presiden periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, mengingatkan bangsa Indonesia untuk mawas diri terhadap maraknya korupsi dan kolusi di kalangan pejabat politik. Ia menekankan bahwa, meskipun ada prestasi yang patut dibanggakan, kita tidak boleh terlena dan harus berani menghadapi realitas di mana banyak rakyat yang masih menderita.
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti bahwa kebocoran anggaran dan praktik korupsi yang mengkhawatirkan masih terus terjadi, merugikan masa depan bangsa dan generasi yang akan datang. Ia mengajak para pemimpin masyarakat untuk tidak menutup mata terhadap kenyataan pahit ini. “Kita harus berani mengakui bahwa banyak penyimpangan yang terjadi, terutama kolusi antara pejabat politik dan pengusaha yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Prabowo menekankan pentingnya kolaborasi antara pejabat dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari korupsi. “Tantangan ini harus kita hadapi bersama, dengan keberanian dan tekad yang kuat,” tegasnya. Ia berharap, dengan kesadaran akan masalah ini, kita bisa bergerak maju sebagai bangsa yang lebih kuat, menanggapi tantangan demi kesejahteraan rakyat.
Menghadapi era baru ini, semangat transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk mencegah pengulangan kesalahan masa lalu. Dengan bersatu, kita bisa membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih baik.
