Menteri ESDM dan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menjadi sorotan setelah mendapatkan gelar doktor dari Universitas Indonesia (UI) dalam waktu 20 bulan. Banyak yang merasa waktu studi tersebut terlalu singkat untuk menyelesaikan program S3. Selain itu, muncul dugaan bahwa Bahlil menggunakan jasa joki dalam menyusun disertasinya.
Kecurigaan ini muncul setelah warganet menemukan bahwa file disertasi Bahlil mencantumkan nama Alvian Cendy Yustian sebagai penulis. Informasi ini diungkap oleh akun X Transparency International Indonesia (@TIIndonesia), yang menunjukkan bahwa file disertasi dalam format PDF tersebut mencantumkan nama Alvian sebagai penulis.
Dari penelusuran lebih lanjut, Alvian diketahui adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tempat Bahlil bekerja sebelumnya. Hal ini memicu spekulasi bahwa Alvian dipaksa untuk membantu Bahlil karena perintah dari atasan.
Beberapa warganet menyebutkan bahwa penggunaan jasa joki oleh eselon atau pejabat tinggi bukan hal yang baru. Akun @luk* berpendapat bahwa Alvian kemungkinan tidak secara sukarela menjadi joki, tetapi menjalankan perintah dari atasannya. Warganet lain, seperti @ASN*, menyatakan bahwa PNS di kasta rendah sering kali tidak punya pilihan selain mengikuti perintah atasan, sehingga mereka merasa kasihan pada Alvian.
Selain itu, muncul spekulasi bahwa nama Alvian muncul di file disertasi karena Bahlil mungkin meminjam laptop milik pegawainya saat menulis disertasi tersebut. Dugaan ini disampaikan oleh beberapa warganet yang mencoba memberikan penjelasan ringan terkait insiden tersebut.
Kasus ini masih menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan banyak pihak yang merasa curiga terhadap keaslian proses akademik yang ditempuh Bahlil. Namun, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai kebenaran dugaan-dugaan tersebut.