Sejuta Pemuda Korea Utara Gabung Militer Hadapi Korsel

Pict by Instagram

Korea Utara mengklaim lebih dari satu juta pemuda mendaftar untuk bergabung dengan militer pada pekan ini. Keputusan ini muncul setelah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Pyongyang menuduh Korea Selatan telah mengirim drone ke wilayahnya.

Menurut laporan dari Korean Central News Agency (KCNA), jutaan pemuda Korea Utara bergabung dalam “perjuangan nasional” melawan Korea Selatan. Mereka menyebut tindakan Korsel sebagai provokasi serius yang melanggar kedaulatan Korea Utara. KCNA menyebut lebih dari 1,4 juta pemuda, termasuk pejabat liga pemuda dan pelajar, secara sukarela mendaftar atau bergabung kembali dengan Tentara Rakyat Korea pada 14-15 Oktober 2024.

Korea Utara memiliki wajib militer yang panjang untuk semua pria. Mereka sering mengklaim adanya gelombang patriotisme yang meningkat ketika ketegangan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat memanas.

Pada 15 Oktober 2024, Korea Utara menghancurkan jalan dan jalur kereta yang menghubungkan kedua negara. Aksi ini sebagai respons atas penggunaan drone yang dianggap sebagai ancaman serius. Pyongyang menganggap pengiriman drone selanjutnya akan dianggap sebagai deklarasi perang. Mereka juga memerintahkan tentara di perbatasan untuk bersiap menembak.

Sementara itu, Korea Selatan menyangkal pengiriman drone, namun Korea Utara bersikeras bahwa mereka memiliki bukti yang kuat. Drone tersebut diduga menyebarkan selebaran propaganda anti-rezim di ibu kota Korea Utara. Aktivis Korea Selatan juga dituduh sering mengirim balon berisi selebaran ke wilayah Korea Utara.

Tindakan ini memicu kemarahan Pyongyang, yang merespons dengan mengirim balon berisi sampah ke Korea Selatan. Sebagai upaya perlindungan, otoritas Korea Selatan di daerah perbatasan, seperti Yeoncheon, Gimpo, dan Paju, berencana menetapkan “zona berbahaya khusus.” Siapa pun yang mencoba mengirim selebaran ke Korea Utara akan dikenai penyelidikan kriminal. Situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan di Semenanjung Korea masih sangat tinggi, dengan kedua pihak terus meningkatkan kewaspadaan dan persiapan militernya.

Populer video

Berita lainnya