Pantai Berawa di Tibubeneng, Kuta Utara, Bali, dikenal karena keindahan alamnya. Namun, di balik popularitasnya, muncul polemik yang mengganggu ketenangan masyarakat setempat. Masalah utama adalah pesta kembang api yang rutin diadakan oleh sebuah beach club di kawasan tersebut. Kegiatan ini menimbulkan keluhan dari warga Banjar Berawa dan Desa Adat Berawa, yang merasa terganggu, terutama saat upacara spiritual sedang berlangsung.
Pesta kembang api ini tidak hanya diadakan pada acara khusus, melainkan hampir setiap hari. Menurut I Wayan Kumarayasa, Kelian Adat Berawa, pihak desa dan Banjar Berawa sudah pernah mengadakan rapat untuk membahas keluhan ini. Dalam rapat tersebut, masyarakat hanya memberikan izin kembang api untuk acara-acara tertentu saja. Namun, kenyataannya, beach club tetap menggelar pesta kembang api meskipun tanpa izin desa adat.
Kumarayasa menjelaskan bahwa meskipun pihaknya tidak memberikan izin harian, beach club masih mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Hal ini membuat pihak desa adat tidak berdaya karena mereka tidak memiliki otoritas untuk mencabut izin yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Akibatnya, pesta kembang api tetap berlanjut meskipun masyarakat sudah menyampaikan keberatan.
Situasi semakin panas ketika sebuah video viral menunjukkan pesta kembang api yang mengganggu upacara agama Hindu di Pantai Berawa. Dalam video tersebut, terlihat seorang pendeta yang sedang memimpin upacara, namun suara musik keras dan kembang api dari beach club mengganggu suasana. Kejadian ini memicu reaksi beragam dari masyarakat Bali, yang kecewa dan menilai bahwa kegiatan tersebut tidak menghormati tradisi lokal dan kehidupan spiritual.
Warga dan masyarakat adat berharap agar pihak manajemen beach club lebih memperhatikan dampak sosial dari aktivitas mereka. Mereka juga berharap agar izin kegiatan seperti pesta kembang api bisa lebih diatur dengan bijaksana oleh pihak berwenang, sehingga tidak mengganggu kehidupan sosial dan spiritual di kawasan tersebut. Hingga kini, manajemen beach club belum memberikan tanggapan resmi terkait polemik ini.