Tim dokumentasi National Geographic menemukan jejak Andrew “Sandy” Irvine di Mount Everest. Penemuan ini terjadi tepat seratus tahun setelah ia menghilang bersama George Mallory. Jimmy Chin, fotografer dan pembuat film, memimpin tim yang menemukan sepatu dan kaus kaki bertanda “A.C. Irvine” di Central Rongbuk Glacier. Penemuan ini berpotensi memberikan petunjuk baru dalam misteri petualangan yang belum terpecahkan.
Saat menemukan sepatu itu, tim tidak salah mengira. Sepatu tua itu terlihat rusak dan terbuat dari kulit. Tim yang terdiri dari Jimmy Chin, Erich Roepke, dan Mark Fisher memeriksa lebih dekat dan menemukan sisa kaki yang diduga milik Irvine. “Saya mengangkat kaus kaki dan melihat label merah dengan tulisan A.C. IRVINE,” kata Chin. Semua anggota tim merasakan pentingnya momen tersebut.
Irvine dan Mallory terlihat terakhir kali pada 8 Juni 1924 saat berusaha mencapai puncak Everest. Pertanyaan apakah mereka berhasil masih menjadi misteri besar. Jika mereka berhasil, pencapaian tersebut terjadi 29 tahun sebelum Tenzing Norgay dan Edmund Hillary mencapai puncak. Chin menyebut penemuan ini sebagai bukti nyata dari keberadaan Irvine. “Ini memberi informasi pasti untuk keluarga dan komunitas pendaki,” tambahnya.
Chin menduga sepatu tersebut terjebak di gletser hingga baru-baru ini. “Saya pikir sepatu ini baru saja mencair seminggu sebelum kami menemukannya,” jelas Chin. Setelah penemuan itu, ia langsung menghubungi keponakan Irvine, Julie Summers, yang telah menulis biografi tentangnya. Ia merasa berterima kasih atas penemuan tersebut dan melihatnya sebagai penutup yang mendekati kenyataan.
Keluarga Irvine bersedia memberikan sampel DNA untuk mengonfirmasi identitas. Penemuan ini mengingatkan Summers pada penemuan jenazah Mallory oleh Conrad Anker pada 1999. Meskipun penemuan Mallory memberikan beberapa jawaban, pertanyaan utama tetap: di mana Irvine? Dalam pencarian tersebut, banyak yang beranggapan bahwa menemukan Irvine dapat memberikan petunjuk mengenai apakah mereka berhasil mencapai puncak.
Beberapa hari sebelum menemukan sepatu, tim Chin menemukan tabung oksigen bertanggal 1933, menarik perhatian mereka. Mereka mulai berasumsi bahwa jika Irvine terjatuh dari sisi utara, kemungkinan jasadnya berada di sekitar situ. Ketika tim terus menjelajahi gletser, mereka akhirnya menemukan sepatu tersebut, yang mengubah arah pencarian.
Irvine, yang berusia 22 tahun saat menghilang, merupakan anggota termuda dalam ekspedisi 1924. Meskipun tidak memiliki pengalaman mendaki yang banyak, ia diangkat sebagai petugas oksigen. Setelah penemuan ini, Chin dan timnya bergerak untuk membawa penemuan tersebut dari gunung. “Ada label di sepatu ini,” tambah Chin, yakin ada lebih banyak artefak yang menunggu ditemukan.
Meskipun Chin tidak menyebutkan lokasi spesifik penemuan, ia percaya lebih banyak barang mungkin ada di dekat situ. Penemuan ini tidak hanya memberikan harapan bagi keluarga Irvine tetapi juga membuka jalan untuk mengungkap misteri yang telah lama menyelimuti Everest.