Pertandingan UEFA Women’s Champions League pada 9 Oktober 2024 menyaksikan Bayern München mengalahkan Arsenal dengan skor 5-2. Pertandingan yang berlangsung di FC Bayern Campus itu menampilkan aksi menarik dari kedua tim. Arsenal memulai pertandingan dengan baik, namun Bayern München tampil lebih dominan setelah gol pertama.
Arsenal berhasil unggul terlebih dahulu melalui gol Mariona Caldentey pada menit ke-30. Caldentey melakukan volley sempurna dari umpan Katie McCabe, mengecoh kiper Maria Grohs. Namun, Bayern tidak tinggal diam dan menyamakan kedudukan di menit ke-43 melalui gol Glodis Viggósdóttir yang menyundul umpan diagonal dari Georgia Stanway.
Di babak kedua, Bayern semakin agresif. Selang sebelas menit setelah gol penyama, Bayern unggul lewat gol Sophie Lohmann. Penyerang asal Denmark, Pernille Harder, kemudian mencetak hat-trick dengan golnya di menit ke-73, 78, dan 86. Gol-gol tersebut memastikan Bayern meraih kemenangan setelah Arsenal sempat menyamakan kedudukan 2-2 melalui Laia Codina pada menit ke-65.
Harder merasa sangat puas dengan performanya, terutama di babak kedua. Ia menyatakan bahwa masa-masa sulit karena cedera telah terbayar dengan kembalinya ke lapangan dan mencetak gol. “Saya sangat senang bisa kembali bermain di Liga Champions,” ujarnya.
Arsenal kini tertekan setelah hasil ini. Mereka duduk di posisi keenam di Women’s Super League (WSL) setelah satu kemenangan dan dua hasil imbang dalam tiga pertandingan. Kegagalan mereka mencetak gol melawan Everton pada pertandingan sebelumnya membuat para penggemar meragukan kemampuan tim untuk bersaing dengan Chelsea dan Manchester City.
Pelatih Arsenal, Jonas Eidevall, mengakui kekecewaannya dengan hasil dan cara timnya bermain di babak kedua. Ia menyoroti lemahnya pertahanan timnya sebagai penyebab kekalahan ini. “Kami seharusnya bisa bertahan lebih baik,” jelasnya.
Selanjutnya, Arsenal akan menghadapi Chelsea, juara WSL, pada 13 Oktober mendatang. Pertandingan ini dipastikan akan menjadi ujian berat bagi Arsenal untuk membuktikan diri setelah hasil buruk di Liga Champions. Tim harus segera memperbaiki kesalahan dan menemukan kembali performa terbaiknya jika ingin bersaing di level tertinggi.
