Presiden Macron Desak Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel

by Instagram

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini melontarkan kritik tajam terhadap Israel terkait operasi militernya di Gaza dan Lebanon. Dalam sebuah wawancara dengan France Inter, Macron menekankan urgensi untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel, menandaskan bahwa kembali pada jalur diplomasi dan solusi politik adalah langkah yang sangat dibutuhkan saat ini. Ia mengekspresikan keprihatinan mendalam terhadap situasi yang berlangsung, dengan menyatakan, “Saat ini, prioritasnya adalah menghentikan pengiriman senjata untuk berperang di Gaza,” sebagaimana dilaporkan oleh AFP.

Pernyataan Macron ini langsung menuai tanggapan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menuduh bahwa negara-negara yang menjunjung tinggi peradaban seharusnya mendukung Israel dalam menghadapi ancaman yang dianggapnya didalangi oleh Iran. Dalam pandangannya, seruan untuk memberlakukan embargo senjata justru bisa memperburuk situasi, bukan membantu menyelesaikannya.

Netanyahu, saat berbicara di Sidang Majelis Umum PBB di New York, menunjukkan peta yang menegaskan posisinya dan membela tindakan Israel sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara. Sementara itu, kantor kepresidenan Macron menyatakan bahwa Prancis tetap menjadi mitra strategis Israel, tetapi juga menilai reaksi Netanyahu sebagai respons yang berlebihan terhadap kritik tersebut.

Dari perspektif regional, pernyataan Macron mendapatkan sambutan positif dari negara-negara seperti Qatar dan Yordania, yang melihatnya sebagai langkah signifikan untuk meredakan konflik yang berkepanjangan. Konteks ini menyoroti pentingnya pendekatan diplomatik dalam menyelesaikan krisis, di mana pengiriman senjata hanya akan menambah ketegangan. Mengingat kompleksitas hubungan internasional di kawasan tersebut, banyak pengamat percaya bahwa solusi politik adalah satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian yang berkelanjutan. Macron juga menegaskan perlunya menghindari eskalasi lebih lanjut di Lebanon, menandakan kesadaran akan risiko yang bisa terjadi jika konflik tidak ditangani dengan bijak.

Populer video

Berita lainnya