Gula darah rendah, atau hipoglikemia, adalah kondisi ketika kadar glukosa dalam darah turun di bawah 70 mg/dL. Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh, terutama untuk otak. Ketika gula darah turun terlalu rendah, tubuh merespons dengan berbagai gejala untuk memulihkan keseimbangan energi.
Pada tahap awal hipoglikemia, tubuh akan mulai melepaskan hormon stres, seperti adrenalin, untuk memberi sinyal bahwa glukosa sedang menurun. Ini menyebabkan gejala awal seperti gemetar, keringat dingin, jantung berdebar, dan rasa lapar mendadak. Pada tahap ini, tubuh sedang berusaha mendorong individu untuk makan dan meningkatkan kadar gula darah.
Jika kadar gula darah terus menurun tanpa intervensi, otak, yang sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi, mulai terpengaruh. Gejala yang muncul termasuk pusing, sulit berkonsentrasi, kebingungan, penglihatan kabur, hingga perilaku aneh atau linglung. Dalam kasus yang lebih parah, seseorang bisa kehilangan kesadaran atau mengalami kejang.
Hipoglikemia lebih umum terjadi pada penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah, tetapi juga dapat terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes akibat konsumsi alkohol berlebihan, kekurangan makanan, atau kondisi kesehatan tertentu.
Penanganan segera sangat penting ketika hipoglikemia terjadi. Cara yang paling efektif adalah dengan segera mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula cepat, seperti jus, permen, atau tablet glukosa. Jika gejala tidak kunjung hilang atau memburuk, intervensi medis mungkin diperlukan.
Secara keseluruhan, menjaga kadar gula darah dalam rentang yang sehat penting untuk mencegah hipoglikemia, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Mengonsumsi makanan teratur dan mengatur dosis obat diabetes dengan baik dapat membantu menghindari kondisi ini.