Pembatasan penggunaan Pertalite yang semakin dekat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengendara mobil. Baru-baru ini, sebuah kejadian unik dan viral di media sosial menambah ketegangan tersebut. Seorang pemilik mobil mengaku bingung karena kuota Pertalite mobilnya tiba-tiba habis, meskipun ia merasa belum pernah mengisi dalam jumlah besar. Apa yang sebenarnya terjadi?
Dalam sebuah video yang diunggah akun lambe_turah dan beredar luas di media sosial, seorang pria terlihat kebingungan saat hendak mengisi Pertalite di SPBU. Petugas SPBU menyampaikan bahwa kuota Pertalite untuk mobil tersebut sudah habis. Padahal, menurut pengakuan pemilik mobil, ia belum pernah mengisi Pertalite dalam jumlah besar.
Data yang tercatat di aplikasi MyPertamina menunjukkan mobil tersebut telah mengisi Pertalite sebanyak 420 liter dalam satu hari. Pengisian ini dilaporkan terjadi pada tanggal 28 September pukul 9.56 pagi waktu setempat. Kejadian ini mengejutkan petugas SPBU karena kuota harian untuk kendaraan tersebut hanya 120 liter.
Pemilik mobil juga kebingungan, karena menurutnya, kapasitas tangki mobilnya hanya 25 liter. Jumlah yang tertera jelas tidak masuk akal, memunculkan dugaan bahwa ada kesalahan sistem atau bahkan penyalahgunaan kuota. Kasus ini mengarah pada kecurigaan adanya pihak yang tidak bertanggung jawab yang mungkin menggunakan data kendaraan pemilik mobil untuk mengisi Pertalite dalam jumlah besar.
Akibat insiden ini, pemilik mobil tidak dapat menggunakan haknya untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Hingga saat ini, Pertamina belum memberikan klarifikasi resmi terkait kejadian tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada celah dalam sistem distribusi BBM bersubsidi yang memungkinkan penyalahgunaan.
Kejadian ini menyoroti kelemahan dalam sistem penyaluran BBM bersubsidi. Data yang tidak akurat dan mudah dimanipulasi bisa merugikan konsumen yang seharusnya berhak. Selain itu, insiden ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan yang lebih ketat agar BBM bersubsidi benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Pemerintah dan Pertamina perlu segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem penyaluran BBM bersubsidi. Sistem yang lebih aman dan transparan harus segera diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan kuota. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan aplikasi MyPertamina secara benar juga sangat diperlukan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tantangan dalam distribusi BBM bersubsidi yang adil dan tepat sasaran masih besar. Kerja sama antara pemerintah dan semua pihak terkait sangat diperlukan untuk memastikan manfaat BBM bersubsidi benar-benar dinikmati oleh masyarakat yang berhak.