Pelatih Maladewa U-20, Ahmed Shakir, mengaku beruntung bisa menghadapi Timnas Indonesia U-20 pada laga perdana Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2025. Meski timnya kalah 0-4, Shakir menilai pertandingan itu memberi pengalaman penting bagi para pemainnya.
Menurut Shakir, meskipun kalah, para pemain Maladewa akan memperoleh manfaat besar dari turnamen ini. Dia menekankan bahwa standar permainan tim-tim ASEAN, termasuk Indonesia, lebih tinggi dibandingkan tim-tim dari wilayah SAFF (South Asian Football Federation). Hal ini membuat pertandingan melawan Indonesia menjadi pembelajaran yang berharga untuk masa depan timnya.
Shakir juga menyoroti perbedaan dalam hal persiapan antara timnya dan Indonesia. Ia mengakui bahwa Indonesia lebih matang karena telah memainkan 17 pertandingan internasional sepanjang tahun ini. Bahkan, Indonesia pernah menghadapi negara-negara kuat seperti Argentina, Italia, Ukraina, dan Jepang. Menurutnya, pengalaman melawan tim-tim besar tersebut membuat Indonesia sangat siap untuk turnamen ini.
Dalam perjalanan Grup F, Maladewa tak mampu meraih satu pun poin dari tiga laga yang mereka jalani. Setelah kalah dari Indonesia, mereka kembali tumbang di tangan Yaman dan Timor Leste, termasuk kekalahan 1-4 melawan Timor Leste pada laga terakhir.
Shakir menjelaskan bahwa timnya sedang dalam masa transisi dengan banyak pemain baru yang belum berpengalaman di kancah internasional. Bahkan, banyak pemain utama Maladewa yang absen di turnamen ini karena masih terikat dengan kewajiban akademis di sekolah masing-masing. Beberapa pemain yang dibawa adalah pemain muda yang baru pertama kali bergabung dengan tim nasional dan menjalani pertandingan di luar negeri.
Akibat kekalahan beruntun dari Indonesia, Yaman, dan Timor Leste, Maladewa harus rela menjadi juru kunci Grup F. Mereka kebobolan 11 gol dan hanya mampu mencetak satu gol sepanjang turnamen ini. Meskipun gagal, Shakir tetap optimistis bahwa pengalaman dari turnamen ini akan berguna bagi perkembangan timnya di masa depan.