PSSI merencanakan Liga 1 Putri Indonesia yang ditargetkan dimulai pada tahun 2026. Liga ini akan diikuti oleh delapan klub tanpa sistem degradasi. Menurut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, jumlah klub yang kurang dari delapan akan membuat kompetisi terlalu pendek. Di sisi lain, jika terlalu banyak klub, hal ini bisa mengganggu cashflow, sponsor, dan lainnya.
Erick menekankan bahwa mengadakan Liga 1 Putri dengan delapan klub adalah langkah paling realistis. Ini penting karena jumlah pemain putri dengan kualitas mumpuni masih terbatas. PSSI berfokus pada tim putri dari klub Liga 1. Namun, mereka juga terbuka untuk investasi dari pihak lain yang ingin berpartisipasi dalam sepak bola putri.
Sebagai Menteri BUMN, Erick menyatakan bahwa dia telah membentuk tim untuk merumuskan konsep dan detail Liga 1 Putri. Liga ini akan berbeda dari Liga 1 dan Liga 2 putra, dengan format yang lebih mirip liga sepak bola di Amerika Serikat dan Australia. Stabilitas liga sangat penting untuk menarik investasi, bukan sekadar proteksi.
Meski demikian, Erick mengungkapkan bahwa PSSI masih mendiskusikan beberapa aspek terkait liga ini. Salah satu kekhawatiran adalah jika salah satu dari delapan klub mundur, maka jumlah peserta akan berkurang. Setelah semua rencana matang, mereka akan mempresentasikannya kepada Komite Eksekutif (Exco) sebelum dibawa ke kongres tahun depan.
Liga 1 Putri terakhir kali diadakan di Indonesia pada tahun 2019. Meskipun direncanakan untuk bergulir kembali pada 2020, liga tersebut batal karena pandemi COVID-19 dan belum dilaksanakan hingga saat ini. PSSI berkomitmen untuk membangun liga sepak bola putri secara bertahap, demi kemajuan dan pengembangan olahraga ini di tanah air.