Istilah “tone deaf” kini banyak dibicarakan di media sosial. Secara harfiah, “tone deaf” berarti buta nada. Namun, istilah ini lebih luas dari konteks musik. Dalam penggunaan sosial dan politik, “tone deaf” merujuk pada ketidakmampuan memahami perasaan orang lain atau kebutuhan situasi tertentu.
Menurut Kamus Cambridge, “tone deaf” menggambarkan seseorang yang tidak peka terhadap perasaan orang lain. Dalam makna metaforis, ini merujuk pada perilaku yang dianggap tidak peka, ceroboh, atau bahkan kejam. Istilah ini sering digunakan untuk mengkritik pihak-pihak berkuasa seperti pemerintah, politisi, atau pengusaha.
Namun, istilah ini juga dapat diterapkan pada individu biasa yang memilih untuk tidak peduli atau memahami masalah tertentu. Meskipun “tone deaf” adalah istilah modern, konsep ini sudah ada sejak abad ke-18 di Perancis. Salah satu contohnya adalah kutipan “let them eat cake” yang dikaitkan dengan Marie-Antoinette.
Kutipan ini dikatakan sebagai respons Marie-Antoinette ketika diberitahu rakyatnya tidak memiliki roti. Karena kue lebih mahal dari roti, kutipan ini dianggap sebagai contoh ketidakpedulian sang ratu terhadap rakyat. Namun, ada kemungkinan bahwa kalimat itu tidak pernah diucapkan oleh Marie-Antoinette.
Kadang-kadang, ketidaksadaran sosial bisa diperbaiki dan bukan sengaja. Namun, dalam kasus lain, “tone deaf” mencerminkan sikap munafik yang sulit diubah. Pihak-pihak ini mungkin benar-benar tidak