Melihat gadis-gadis remaja saling memanggil dengan sebutan yang tidak pantas, menyebarkan foto-foto yang tidak pantas di internet, dan bersikap jahat satu sama lain. Yang paling sulit saya bagi gadis-gadis ini adalah pesan-pesan yang mereka terima dari orang dewasa.
Baik guru maupun orang tua, ketika anak-anak mengangkat topik penindasan/perundungan, respons mereka adalah bahwa hal itu merupakan bagian yang benar-benar normal dari tumbuh kembang anak – hampir seperti hak untuk tumbuh dewasa. Orang-orang membesar-besarkannya dengan fakta bahwa “semua anak pasti pernah dirundung,” atau bahwa “anak perempuan itu jahat”.
Ini adalah beberapa pesan yang paling merusak yang diterima anak-anak dan remaja. Berikut adalah beberapa kiat tentang cara mengajarkan anak-anak tentang perundungan dan cara mencegah anak Anda menjadi penindas/perundung:
1. Ajari anak-anak Anda untuk berempati terhadap orang lain.
Hal pertama dan terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa anak-anak belajar berperilaku berdasarkan apa yang mereka amati. Penindas/Perundung sering kali memperlakukan korbannya dengan cara yang sama seperti mereka diperlakukan. Jika seorang anak adalah perundung, ada kemungkinan besar mereka sendiri pernah dirundung – sering kali oleh orang tua atau saudara kandung mereka sendiri.
Cara terbaik untuk mencegah penindasan/perundungan adalah dengan menunjukkan empati kepada mereka. Ketika orang tua, guru, dan teman-teman berempati terhadap perasaan dan kebutuhan anak, anak tersebut, pada gilirannya, belajar untuk berempati kepada orang lain. Ketika seorang anak belajar untuk melihat lebih jauh dari dirinya sendiri dan merasakan apa yang mungkin dirasakan orang lain, kecil kemungkinan mereka akan menindas orang lain tersebut.
2. Akui perasaan anak Anda tanpa mengabaikannya.
Terlalu sering dalam budaya kita memperlakukan penindasan sebagai bagian normal dari tumbuh kembang. Anak-anak kita menerima pesan bahwa pengalaman menyakitkan ini adalah bagian normal dari kehidupan; bahwa harga diri mereka tidaklah penting. Jangan mengabaikan perasaan anak Anda.
Jika Anda adalah orang tua, guru, atau panutan lainnya, sebutlah penindasan sebagaimana adanya: kekerasan dalam hubungan. Akui perasaan anak Anda. Merasa sedih ketika seseorang menindas mereka adalah hal yang wajar. Hindari memberi tahu mereka bahwa mereka akan melupakannya atau bahwa itu adalah bagian normal dari kehidupan, dengan cara ini Anda dapat mencegah mereka menekan perasaan mereka yang wajar.
3. Tunjukkan kepada anak Anda seperti apa persahabatan sejati yang sesungguhnya.
Bahkan satu teman baik saja sudah cukup untuk membantu, dan bahkan menyelamatkan, anak Anda. Tanyakan kepada anak Anda siapa di antara teman-temannya yang selalu mendukung dan peduli kepada mereka. Tanyakan kepada mereka, “siapakah seseorang yang ANDA TAHU mendukung Anda?”
Jika anak Anda berjuang dengan hal ini dan terisolasi di sekolah, dorong mereka untuk mencoba berbagai kegiatan di masyarakat dan membangun hubungan sosial di sana. Ketika berhadapan dengan penindasan, mengingatkan anak-anak tentang sistem pendukung mereka dan kasih sayang yang Anda miliki untuk mereka adalah kuncinya. Setelah Anda mengembangkan sistem nilai dasar untuk anak Anda, Anda dapat bekerja sama dengan guru dan panutan mereka untuk melawan penindasan untuk selamanya.