Musisi Pongki Barata menceritakan alasan di balik keputusannya untuk pindah dari Jakarta ke Bali pada tahun 2016. Penyanyi berusia 46 tahun ini mengakui bahwa meninggalkan Jakarta awalnya terasa berat. Namun, keputusan tersebut menjadi lebih mudah karena dukungan dari sang istri, Sophie Napita.
“Tahun 2016, saya dan istri memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Bali. Untuk, apa ya, istilahnya menepi sebentar,” kata Pongki saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis (22/8/2024).
Keputusan pindah ke Bali juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan Sophie. Setelah pindah, kesehatan Sophie mengalami perbaikan yang signifikan, dan kini telah pulih sepenuhnya.
Awalnya, mereka hanya berniat untuk tinggal di Bali selama liburan yang lebih lama. Namun, keputusan tersebut kemudian berkembang menjadi keputusan untuk menetap secara permanen. Pongki mengungkapkan bahwa mereka meninggalkan semua yang mereka miliki di Jakarta dan sepenuhnya pindah ke Bali, termasuk mengganti KTP menjadi KTP Bali.
Di Bali, Pongki merasakan suasana yang berbeda dan mencatat efisiensi waktu perjalanan yang lebih baik dibandingkan Jakarta. “Jadi, saya punya waktu, misalkan gini, kalau di kota besar. Saya perlu 1,5 jam dari posisi A ke posisi D. Di sana mungkin tidak sampai 1 jam. Nah, sisa waktunya untuk produksi musik itu,” jelasnya.
Namun, kepindahan ini membawa tantangan tersendiri, yaitu semua teman dan tim kerja Pongki berada di luar Bali. Meskipun demikian, ia berusaha menyerap energi positif dari lingkungan barunya di Bali agar tetap produktif.
Pongki mengakui bahwa tantangan yang dihadapi di Bali dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. “Ketika dapet tantangan, ya 2 minggu selesai,” ujarnya.
Ia merasa bahwa pindah ke Bali memberi kesempatan untuk lebih fokus dan efisien dalam berkarya. Lingkungan baru ini dianggapnya mendukung produktivitas dan kreativitasnya dalam musik. Keputusan pindah ke Bali, meskipun awalnya sulit, akhirnya membawa banyak manfaat, berkat dukungan istri dan perubahan lingkungan yang positif.