Pembangunan Tol Pekanbaru-Bangkinang yang digarap oleh PT Hutama Karya (Persero) kini telah sepenuhnya selesai. Tol ini memiliki total panjang 40 kilometer (km) dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2023. Sebelumnya, tol ini beroperasi sepanjang 31 km. Namun, ada sisa pekerjaan 9 km pada bagian STA 0+9 di Gerbang Tol (GT) Keluar atau Ramp On-Off.
Pembangunan ruas tol yang melewati kawasan hutan menghadapi tantangan, terutama dalam pengadaan lahan. Meski demikian, sisa 9 km tol ini kini telah selesai dan dilakukan Provisional Hand Over (PHO) pada awal 2024. Tol ini akan berfungsi sebagai penghubung Jalan Tol Lingkar Pekanbaru, bagian dari proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II, yang ditargetkan selesai akhir 2024.
Untuk mempercepat penyelesaian proyek, Hutama Karya menerapkan teknologi digital construction seperti Building Information Modelling (BIM). Tujuan dari teknologi ini adalah mencapai zero accident dan fatality dalam proyek. Pengerjaan tol ini melibatkan engineer muda Indonesia di berbagai tingkat manajemen.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menekankan pentingnya teknologi yang mutakhir dan tenaga kerja berkualitas untuk memenuhi target proyek. “Kemutakhiran teknologi harus sejalan dengan kualitas manpower untuk mencapai portofolio yang sesuai target, tepat mutu, dan berkualitas,” ujarnya.
Adjib juga mengungkapkan bahwa tol ini mendapat apresiasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, untuk konstruksi yang sangat baik. Ia menjelaskan bahwa pengadaan lahan untuk proyek ini unik karena melibatkan kawasan hutan dan aturan UU Cipta Kerja Tahun 2021.
Menurut Adjib, proyek ini harus mematuhi Permen No.7 Tahun 2021, yang mengharuskan izin Pelepasan Kawasan Hutan untuk proyek PSN di kawasan hutan. Proses ini memakan waktu lebih lama karena dilaksanakan saat pandemi. Hutama Karya memastikan prosedur pengadaan lahan sesuai baku untuk meminimalisir dampak lingkungan.
Dalam hal konstruksi, prinsip green infrastructure diterapkan untuk mengendalikan polusi udara, kebisingan, serta pengelolaan kualitas tanah dan air. Pelestarian keanekaragaman hayati dan pengelolaan limbah juga menjadi perhatian utama.
Tol Pekanbaru-Bangkinang menawarkan berbagai manfaat sosial dan ekonomi. Proyek ini menciptakan lapangan pekerjaan selama masa konstruksi dan operasional. Selain itu, tol ini meningkatkan efisiensi waktu tempuh perjalanan, memperlancar akses ke kawasan pariwisata dan logistik, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.