Sebuah video viral menunjukkan seorang pelatih renang pria diduga menendang alat vital seorang guru olahraga wanita hingga pingsan. Insiden itu terjadi di sebuah kolam renang di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Korban, Asliani Siregar (35), menceritakan kejadian tersebut.
Peristiwa terjadi pada Sabtu (3/8) ketika Asliani sedang melatih anak didiknya di Kolam Renang Sabty Garden. Tiba-tiba, pelaku datang dan diduga mengganggu proses latihan. Pelaku menurunkan anak Asliani dari batu loncatan karena anak pelaku ingin berlatih.
“Kejadian berawal saat saya dan anak didik saya latihan di kolam Sabty Garden. Tiba-tiba pelaku datang dan menurunkan anak saya dari batu loncatan karena anaknya mau latihan,” ujar Asliani pada Senin (5/8). Asliani segera mendatangi pelaku untuk mempertanyakan tindakannya. Namun, pelaku langsung menyerang dan menyebut Asliani sebagai pelatih “mo**et”. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Keduanya saling tendang, dan beberapa orang di sekitar mencoba melerai perkelahian tersebut.
Setelah dilerai, pelatih renang tersebut kembali mendatangi Asliani dan menendang alat vitalnya. Asliani kehilangan kesadaran dan terjatuh ke dalam kolam. “Saya kira pertengkaran sudah selesai. Saya ambil tutup telinga yang terjatuh. Tiba-tiba dia datang lagi dan menendang alat vital saya hingga saya pingsan dan tercebur ke kolam,” ujar Asliani.
Sekretaris Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kabupaten Asahan, Agus Salim, mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Menurutnya, permasalahan antar pelatih seharusnya diselesaikan tanpa kekerasan. “Kita sangat prihatin dan menyayangkan kenapa peristiwa ini bisa terjadi. Kalau ada perselisihan antar pelatih, seharusnya diselesaikan di luar, bukan dengan kekerasan seperti itu,” kata Agus.
Pihak PRSI Kabupaten Asahan telah mengetahui identitas kedua pelatih renang tersebut. Agus berharap kasus ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Terkait ini, kami harapkan, mudah-mudahan segera bisa diselesaikan dengan jalan yang terbaik untuk keduanya. Apalagi mereka merupakan sesama satu profesi,” ujar Agus. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat dan komunitas renang setempat. Diharapkan, kejadian serupa tidak terulang dan permasalahan antar pelatih dapat diselesaikan dengan cara damai.