Apakah anda siap menjelajahi pertarungan psikologis JOMO VS FOMO? Kita akan mendalami dua sisi konektivitas sosial dan pentingnya kesendirian. Pernahkah anda membuka ponsel dan langsung merasa iri? Anda menelusuri feed media sosial anda dan melihat teman-teman bersenang-senang, sementara anda duduk di rumah tanpa melakukan apa pun. Inilah yang oleh para psikolog disebut sebagai FOMO (the Fear of Missing Out), suatu kondisi yang banyak orang kenal di zaman kita yang menggunakan ponsel pintar. Tapi bisakah ada alternatif yang lebih sehat? Sampaikan salam kepada JOMO.
Apa Itu JOMO vs FOMO
- “The Fear of Missing Out” atau FOMO adalah istilah yang menggambarkan bagaimana orang dapat merasa cemas karena melewatkan suatu peristiwa menarik yang sedang terjadi di tempat lain, biasanya karena mereka terlalu sibuk dengan waktu yang dihabiskan di media sosial.
- JOMO, singkatan dari “Joy of Missing Out,” mewakili kepuasan atau kepuasan yang dirasakan seseorang ketika memilih untuk memutuskan hubungan dari aktivitas atau acara sosial dan lebih fokus pada kesejahteraan pribadi.
Alih-alih menikmati masa kini, para korban FOMO malah selalu memikirkan apa yang mungkin mereka lewatkan. Perbandingan dan Kecemburuan: Ketika anda merasa takut ketinggalan, tidak ada jalan keluar dari membandingkan hidup anda dengan kehidupan orang lain di dunia maya. Melihat betapa menyenangkannya orang lain dapat membuat siapa pun merasa bahwa pengalamannya sendiri tidak cukup baik.
Manfaat JOMO Kebalikan dari FOMO yang menyebabkan stres dan kecemasan; JOMO menawarkan banyak manfaat kesehatan: Mengurangi Stres: Memutuskan hubungan dari media sosial dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. JOMO mendorong perawatan diri dan kesejahteraan. Peningkatan Fokus: Tanpa gangguan notifikasi yang terus-menerus, kemampuan anda untuk fokus pada tugas akan meningkat sehingga meningkatkan produktivitas.
Cara Menggabungkan JOMO – Kegembiraan Karena Ketinggalan Meskipun menerima JOMO bukanlah tentang isolasi tetapi pemutusan hubungan yang disengaja dari media sosial dan pemberitahuan tanpa akhir.
1. Nyalakan Jangan Ganggu. Ponsel Anda adalah pengalih perhatian yang tak ada habisnya. Coba aktifkan mode Jangan Ganggu saat anda perlu istirahat dari dunia digital. Biarkan diri anda terputus sehingga anda dapat fokus pada apa yang ada di depan anda.
2. Belajar Hening. Di dunia yang bising, keheningan dapat meresahkan namun hal ini penting untuk perdamaian. Matikan TV, simpan gadget anda, duduk diam — anda akan takjub melihat betapa hal itu bisa menyegarkan.
3. Katakan Tidak! Anda tidak perlu mengatakan ya untuk setiap acara atau permintaan yang dibuat untuk waktu anda. Prioritaskan kesejahteraan anda dengan mengatakan tidak tanpa rasa bersalah.
4. Bangun Koneksi yang Nyata. JOMO tidak berarti memutuskan hubungan dengan semua orang di sekitar anda, melainkan berfokus pada koneksi yang bermakna secara langsung, bukan secara online atau melalui pesan teks.
Cara Mengatasi FOMO – FOMO bukanlah tugas yang mudah tetapi dengan melakukan langkah-langkah kecil setiap hari, hal ini mungkin dilakukan:
1. Berlatih Bersyukur: Fokus pada apa yang anda miliki daripada apa yang tidak anda miliki. Ini akan mengubah perspektif anda seiring waktu.
2. Tetapkan Batasan: Tetapkan waktu tertentu untuk memeriksa ponsel anda dan patuhi batas tersebut. Menetapkan batasan dengan teknologi membantu mengurangi FOMO.
3. Hadir : Singkirkan gangguan dan hadir sepenuhnya pada saat ini. Terlibat dalam aktivitas tanpa khawatir tentang apa yang mungkin anda lewatkan di tempat lain.
4. Prioritaskan Nilai-Nilai Anda: Pilih komitmen yang selaras dengan prioritas dan nilai-nilai anda. Jangan merasa tertekan untuk selalu mengatakan ya. Di dunia yang terus ramai, JOMO bisa menjadi hal yang damai dan memuaskan. Luangkan waktu untuk memutuskan hubungan, memprioritaskan hubungan yang bermakna, dan menikmati kebahagiaan saat-saat kecil.