Aipda Babak Belur, Dikeroyok Puluhan Anggota Perguruan Silat di Jember

Pict by Instagram

Seorang anggota Polsek Kaliwates, Jember, Jawa Timur, mengalami pengeroyokan oleh puluhan anggota perguruan silat pada Senin dini hari, 22 Juli 2024. Aipda Parmanto Indrajaya menjadi korban dengan luka parah dan harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan medis. Insiden terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di halaman Transmart Jember, Jalan Hayam Wuruk. Selain Parmanto, empat anggota lainnya juga menjadi korban, tetapi hanya mengalami luka ringan.

Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi, menyayangkan insiden tersebut. Pada malam itu, anggota Polsek Kaliwates sedang bertugas mengamankan jalan raya dalam rangka puncak perayaan Suroan Agung dari perguruan silat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate). “Kami telah melakukan upaya pengamanan, baik patroli maupun pengawalan terhadap peserta kegiatan. Namun, masih banyak konvoi yang terjadi,” ujar Bayu di Polres Jember.

Menurut Bayu, saat kejadian, anggota Polsek Kaliwates sedang memberikan peringatan kepada peserta konvoi yang memblokade jalan. Tiba-tiba, sekelompok anggota perguruan silat tersebut menyerang para petugas. “Alhamdulillah, anggota kami dalam keadaan sadar dan stabil. Namun, ini tidak bisa dianggap sepele,” tambahnya.

Pihak kepolisian segera memanggil perguruan silat terkait dan meminta mereka mengusut tuntas pelaku pengeroyokan. “Baru saja kami memanggil ketua ranting dan ketua cabang PSHT Jember untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Kami berharap masing-masing pihak dapat memberikan informasi yang valid mengenai pelakunya. Informasi dari korban dan rekan-rekan, jumlah pelaku sekitar 10-15 orang. Kami memperoleh informasi ini dari video dan CCTV di lokasi,” lanjut Bayu.

Ketua Cabang PSHT Jember, Jono Wasinudin, meminta maaf atas insiden tersebut. Pihaknya akan memberikan sanksi kepada pelaku sesuai aturan organisasi dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku. “Kami akan mencari dan dalam waktu 24 jam menyerahkan pelakunya. Kami berupaya agar pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Jono.

Kejadian ini menambah catatan kelam bagi keamanan di Jember, khususnya saat perayaan besar seperti Suroan Agung. Masyarakat berharap pihak kepolisian dapat segera menyelesaikan kasus ini dan meningkatkan keamanan di wilayah mereka. Pengeroyokan terhadap petugas polisi yang sedang bertugas menunjukkan bahwa masih ada pihak-pihak yang tidak menghargai hukum dan keamanan. Kolaborasi antara kepolisian dan organisasi masyarakat menjadi penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Populer video

Berita lainnya