Guru Besar Ilmu Gizi IPB, Hardinsyah, mengungkapkan bahwa natrium dehidroasetat dalam dosis tinggi bisa memicu gejala iritasi, serta gangguan hati dan ginjal. Menurutnya, pemerintah melalui BPOM dan Kementerian Kesehatan, telah menetapkan regulasi untuk bahan tambahan pangan dengan batas maksimal yang diizinkan.
Awalnya, natrium dehidroasetat digunakan sebagai bahan campuran kosmetik. Namun, penggunaannya diperluas sebagai bahan tambahan pangan di Amerika Serikat dan Eropa, meskipun dalam dosis yang sangat kecil. Oleh karena itu, diperlukan izin dari lembaga berwenang dan pengawasan ketat.
Batas aman konsumsi natrium dehidroasetat ditetapkan oleh berbagai badan pengatur kesehatan. Misalnya, Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan batas asupan harian yang dapat diterima (ADI) sebesar 0-0,6 mg per kilogram berat badan per hari.
Hardinsyah, yang juga Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, menjelaskan bahwa natrium dehidroasetat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit, seperti luka dan pendarahan kecil. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa zat ini bisa memicu kanker, serta gangguan hati dan ginjal.
Setiap bahan kimia yang melebihi batas aman memiliki istilah lethal dose, yang berarti dosis mematikan. Hati adalah organ pertama yang mengelola racun dalam tubuh kita. Tingkat gangguan organ akibat zat kimia tergantung pada paparan dan kualitas organ masing-masing individu.
Hardinsyah juga memuji langkah BPOM yang menarik seluruh produk roti Okko dari pasaran sebagai bentuk kehati-hatian. Menurutnya, BPOM mungkin tidak mengungkap dosis karena dikhawatirkan dosisnya melebihi batas aman. Oleh karena itu, keputusan untuk menarik produk adalah langkah paling aman.
Natrium dehidroasetat, atau sodium dehydroacetate, adalah salah satu zat aditif yang digunakan sebagai pengawet. Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Sugiyono, menjelaskan bahwa senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga dapat mengawetkan produk dengan lebih kuat dibandingkan bahan pengawet lain yang diizinkan oleh BPOM.
Meskipun begitu, beberapa negara membatasi penggunaannya pada makanan karena potensi efek samping yang ditimbulkan. Penggunaan natrium dehidroasetat harus selalu diawasi dan diatur dengan ketat untuk menjaga kesehatan konsumen.