Iran mengutuk serangan balasan Israel yang mematikan di Pelabuhan Hodeida, Yaman. Serangan itu menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Pemberontak Houthi mengkonfirmasi jumlah korban tersebut. Pada Sabtu (20/7) malam, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, mengutuk keras serangan itu. Ia menyebut serangan tersebut sebagai “ekspresi perilaku agresif rezim Israel yang membunuh anak-anak.”
Pesawat tempur Israel menyerang pelabuhan penting Hodeida sebagai respons atas serangan drone Houthi di Tel Aviv. Serangan drone itu menewaskan satu warga sipil di Tel Aviv. Houthi, yang didukung Iran, mengancam akan melakukan pembalasan besar terhadap Israel. Kanani menambahkan bahwa Israel dan pendukungnya, termasuk Amerika Serikat, bertanggung jawab atas konsekuensi berbahaya dari serangan tersebut. Ia menegaskan bahwa kejahatan di Gaza dan serangan terhadap Yaman akan membawa dampak buruk.
Ketegangan regional meningkat sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober. Konflik ini melibatkan kelompok-kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman. Israel bertekad membasmi Hamas setelah anggotanya membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan 7 Oktober. Israel percaya bahwa Hamas masih menyandera 116 orang, termasuk 42 yang sudah tewas.
Hampir 39.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Data ini tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil. Pada bulan Mei, Israel memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 30.000 orang, dengan klaim sebagian besar korban adalah kombatan.
Pemberontak Houthi di Yaman, bersama dengan Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, adalah bagian dari “poros perlawanan” yang didukung Teheran terhadap Israel dan sekutu-sekutunya. Republik Islam Iran menegaskan kembali dukungannya terhadap kelompok-kelompok tersebut, tetapi menekankan bahwa mereka independen dalam pengambilan keputusan dan tindakan.