Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, sering mengalami erupsi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, menyatakan bahwa gunung ini bisa erupsi hingga puluhan kali dalam sehari.
“Erupsi Gunung Merapi bisa mencapai 40 kali sehari,” kata Agus dalam bincang-bincang dengan Pro 3 RRI pada Minggu (21/7/2024). Namun, Agus menjelaskan bahwa erupsi tersebut umumnya kecil dan tidak berdampak signifikan pada masyarakat sekitar lereng gunung.
Erupsi yang terjadi pada Sabtu malam (20/7/2024) pukul 19.46 WIB mengeluarkan guguran lava dan awan panas. “Erupsi Sabtu malam sebenarnya kecil, dengan guguran lava hanya mencapai 1,2 km,” kata Agus. Menurut Agus, pemukiman penduduk saat ini berada di radius 9 km dari puncak Merapi, yang masih dalam batas aman. “Radius aman erupsi Merapi adalah 7 km dari puncak. Jadi, masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa, termasuk wisatawan,” ujarnya.
Meskipun demikian, Agus tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Ada potensi bahaya yang harus diwaspadai, terutama abu vulkanik yang bisa menyebar tergantung arah angin. “Bahaya utama adalah abu vulkanik, tapi itu tergantung dari arah angin,” ucap Agus. Selain abu vulkanik, dampak lain yang perlu diwaspadai adalah banjir lahar. “Masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai harus berhati-hati dengan banjir lahar, terutama saat hujan,” katanya.
Agus menambahkan bahwa masyarakat sudah memahami tanda-tanda peningkatan aktivitas Merapi. Mereka juga sering diberi simulasi untuk menghadapi kemungkinan erupsi. “Masyarakat memiliki ilmu ‘titen’ sendiri. Mereka mengamati perubahan perilaku hewan sebagai tanda erupsi,” ujarnya. “Kami sering mengadakan simulasi agar masyarakat tahu langkah yang harus dilakukan jika Merapi erupsi,” tambah Agus.
Dengan demikian, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Waspada terhadap abu vulkanik dan banjir lahar menjadi prioritas utama untuk menjaga keselamatan bersama.