Mengatasi Money Anxiety, Tips dari Praktisi Mindfulness untuk Mengelola Kecemasan Finansial

Foto: Jamal Ramadhan / kumparan

Rasa cemas saat membicarakan uang, atau money anxiety, ternyata tidak hanya dialami oleh mereka yang berpenghasilan pas-pasan. Bahkan orang dengan penghasilan besar pun bisa mengalaminya. Adjie Santosoputro, praktisi mindfulness, menyebutkan bahwa pikiran kita sering mengaitkan uang dengan berbagai peristiwa hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Dalam acara Bright Talk: Balancing Financial Well-being and Mental Health yang diselenggarakan oleh kumparan dan Sun Life Indonesia, Adjie menjelaskan bahwa uang adalah salah satu pemicu emosi terbesar. Ketika berbicara soal uang, berbagai emosi seperti cemas, bingung, sedih, dan bahkan gairah bisa muncul, yang semuanya berpengaruh pada kesehatan mental kita.

Keterkaitan ini, dalam psikologi, dikenal sebagai money anxiety. Kondisi ini terjadi ketika seseorang selalu merasa cemas tentang situasi keuangannya, meskipun sebenarnya memiliki penghasilan yang cukup. Penyebabnya bisa jadi relasi yang tidak sehat dengan uang sejak kecil. Misalnya, jika seseorang tumbuh di lingkungan di mana uang mudah didapat, ia bisa menjadi boros saat dewasa. Sebaliknya, jika seseorang dibesarkan dengan pandangan negatif tentang uang, ia mungkin selalu merasa bahwa uang yang dimilikinya tidak pernah cukup.

Adjie mengingatkan bahwa money anxiety bisa menimbulkan masalah serius, seperti tekanan darah tinggi, sakit kepala, peradangan, gangguan jantung, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan uang.

Cara Mencegah Money Anxiety Menurut Praktisi Mindfulness

  1. Kelola Keuangan dengan Bijak: Pengelolaan keuangan yang baik dapat mengurangi stres dan memperbaiki kesehatan mental. Buatlah anggaran pengeluaran bulanan berdasarkan prioritas dan hindari membeli barang yang tidak diperlukan.
  2. Simpan Dana Darurat: Memiliki dana darurat sangat penting untuk menjaga stabilitas finansial saat menghadapi situasi tak terduga, seperti sakit atau kecelakaan.
  3. Luangkan Waktu untuk Bersyukur: Luangkan waktu untuk berhenti sejenak dan menghargai apa yang sudah dimiliki. Jangan sampai fokus pada mengejar sesuatu hingga melupakan hal-hal yang sudah ada.

Penelitian dari Money and Mental Health Policy Institute menunjukkan bahwa masalah finansial menjadi akar dari 86% gangguan kesehatan mental, dan sebaliknya, 72% masalah finansial dipengaruhi oleh gangguan kesehatan mental. Artinya, menjaga hubungan yang baik dengan uang dapat membantu menjaga kesehatan mental, dan kesehatan mental yang baik juga dapat memperbaiki situasi finansial.

Adjie menegaskan bahwa kesehatan mental yang baik mendukung kesehatan finansial. Dengan mengatur keuangan dengan bijak dan menjaga keseimbangan emosional, kita bisa menghindari money anxiety dan menjalani hidup yang lebih sejahtera dan bahagia.

Populer video

Berita lainnya