8 Kebiasaan Mindful Orang yang Selalu Merasa Bahagia dalam Hidup

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
pic by: stock.adobe.com

Ada perbedaan nyata antara kebahagiaan sesaat dan kepuasan berkelanjutan. Lachlan Brown, pendiri Hack Spirit dan pengikut setia mindfulness dan Buddhisme, saya telah mengamati bahwa mereka yang selalu tampak bahagia dalam hidup memiliki kebiasaan mindfulness tertentu. Kebiasaan-kebiasaan ini bukan tentang menekan emosi negatif atau memaksakan sikap positif. Sebaliknya, mereka adalah tentang menerima momen saat ini, menemukan kedamaian dalam diri sendiri, dan menjalani hidup dengan hati terbuka.

Dalam artikel ini, saya akan membagikan delapan kebiasaan penuh perhatian yang dapat membantu Anda menemukan kebahagiaan yang konsisten dalam hidup Anda.

1) Rangkullah masa kini

Di dunia yang serba cepat ini, kita mudah terjebak dalam pusaran kehidupan. Kita sering mendapati diri kita hidup di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Namun mereka yang selalu tampak bahagia memahami kekuatan hidup di masa sekarang. Saat kita menyesuaikan diri dengan momen saat ini, kita berhenti melawan apa yang sedang terjadi. Sebaliknya, kita belajar menerima kenyataan apa adanya, tanpa menambah lapisan kekhawatiran, penyesalan, atau stres. Pikirkan tentang itu. Ketika Anda benar-benar asyik dengan apa yang Anda lakukan, apakah itu membaca buku, memasak makanan, atau bahkan sekadar menghirup udara segar, Anda tidak memikirkan kesalahan masa lalu atau ketidakpastian di masa depan. Anda hanya menerima saat ini.

2) Praktekkan rasa syukur setiap hari

Rasa syukur adalah emosi kuat yang dapat berdampak signifikan terhadap kebahagiaan kita. Rasa syukur adalah cara untuk kembali ke dasar kehidupan kita, pulang ke rumah, dan beristirahat pada apa yang benar dan baik. Rasa syukur tidak memerlukan sikap yang besar. Mungkin sesederhana menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari atau berbincang dengan teman. Kuncinya adalah konsistensi.

3) Penerimaan ketidakkekalan

Jujur saja, hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan perubahan. Tidak ada yang tetap sama selamanya. Kenyataan ini mungkin sulit diterima, namun mereka yang selalu tampak bahagia memahami dan menerima hal ini. Penerimaan terhadap ketidakkekalan membawa pemahaman mendalam bahwa setiap momen berharga dan unik. Hal ini memungkinkan kita untuk menikmati saat-saat indah dengan mengetahui bahwa hal itu tidak akan berlangsung selamanya dan untuk menanggung masa-masa sulit dengan mengetahui bahwa hal itu juga akan berlalu.

4) Komunikasi yang penuh perhatian

Kita berkomunikasi setiap hari, namun seberapa sering kita benar-benar memperhatikan cara kita berinteraksi dengan orang lain? Komunikasi yang penuh perhatian adalah kebiasaan yang sering ditemukan pada mereka yang tampak bahagia. Komunikasi bukan hanya tentang berbicara; ini tentang mendengarkan juga. Dan sungguh, mendengarkan bisa jadi lebih sulit daripada berbicara. Sangat mudah untuk membiarkan pikiran kita mengembara, memikirkan apa yang akan kita katakan selanjutnya, atau terganggu oleh pikiran dan perasaan lain. Setiap percakapan adalah kesempatan untuk melatih perhatian. Saat Anda sedang berkomunikasi dengan seseorang, cobalah untuk hadir. Dengarkan baik-baik, tanggapi dengan serius, dan lihat bagaimana hal itu mengubah interaksi Anda.

5) Menumbuhkan sikap tidak menghakimi

Pikiran kita mempunyai kecenderungan untuk memberi label dan menilai segala sesuatu yang kita temui. Kami mengkategorikan orang, situasi, dan pengalaman sebagai baik atau buruk, benar atau salah, berguna atau tidak berguna. Namun kebiasaan ini seringkali menimbulkan kesusahan dan ketidakbahagiaan. Menumbuhkan sikap tidak menghakimi memungkinkan kita melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tidak dikaburkan oleh bias atau prasangka kita. Hal ini membuka ruang untuk pemahaman, kasih sayang, dan penerimaan – baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain.

6) Latihlah rasa kasihan pada diri sendiri

Mempraktikkan belas kasihan pada diri sendiri berarti mengakui kesalahan dan kegagalan kita tanpa menghakimi atau mengasihani diri sendiri, dan memperlakukan diri kita sendiri dengan kebaikan yang sama seperti yang kita berikan kepada teman yang mengalami situasi serupa. Dengan melakukan hal ini, kita memupuk hubungan yang lebih sehat dengan diri kita sendiri dan secara signifikan meningkatkan kesejahteraan emosional kita. Hal ini memungkinkan kita untuk bangkit kembali dari kegagalan dengan lebih mudah dan mengurangi stres dan kecemasan.

7) Meditasi kesadaran secara teratur

Hidup bisa jadi kacau dan penuh tekanan. Namun di tengah semua kebisingan dan kesibukan, mereka yang terus-menerus merasa bahagia memiliki senjata rahasia: meditasi kesadaran. Meditasi mindfulness bukanlah tentang melarikan diri dari kenyataan atau mencapai kebahagiaan abadi. Ini tentang melatih pikiran untuk tetap fokus, sadar, dan hadir. Ini tentang mengamati pikiran dan perasaan kita tanpa menghakimi, dan belajar untuk berdamai dengannya.

8) Melepaskan untuk menyambungkan

Di dunia yang sangat terhubung, hal ini mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi: untuk selalu merasa bahagia, terkadang Anda perlu memutuskan hubungan. Mereka yang tampak bahagia secara konsisten memahami pentingnya melepaskan diri dari teknologi untuk menikmati kehidupan. Mereka tahu bahwa konektivitas yang terus-menerus dapat menyebabkan perasaan kewalahan dan menghalangi kita untuk hadir dalam hidup kita.

Kebahagiaan bukan sekedar emosi; ini adalah keadaan yang dapat dikembangkan melalui kebiasaan yang penuh perhatian. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak serta merta mengubah keadaan kita, namun mengubah cara kita memandang dan meresponsnya.

Ingat saja, perubahan tidak terjadi dalam semalam. Ini membutuhkan waktu dan latihan. Jadi jangan terburu-buru. Mulailah dengan satu kebiasaan dan secara bertahap gabungkan kebiasaan lain sesuai keinginan Anda.