Rapat kerja antara Komisi X DPR RI dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, serta jajarannya berlangsung dengan tensi tinggi. Pertemuan yang berlangsung di Gedung DPR RI pada Rabu (5/6/2024) tersebut menyaksikan Nadiem mendapat teguran keras dari anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah.
Amarah Anita tampaknya tak bisa dibendung saat diberi kesempatan berbicara. Di hadapan Nadiem dan pejabat Kemendikbud, Anita menyatakan kekecewaannya karena sering merasa masukan dari DPR tidak diindahkan. Kejengkelannya memuncak ketika ia menyoroti penggunaan anggaran oleh Kemendikbud yang menurutnya tidak efisien, meskipun anggaran tersebut sudah ditambah sebelumnya.
“Sampai hari ini Pak Menteri, saya sudah berulang kali mengatakan, masih banyak masalah terkait realisasi dan penyerapan anggaran APBN di daerah,” tegas Anita dalam rapat tersebut. “Sebagai contoh, di Kabupaten Kupang ada 17 bangunan sekolah yang sejak 2021 belum terselesaikan,” lanjutnya.
Nada bicara Anita semakin tinggi ketika ia menuduh Kemendikbud mencoba mengatur DPR. Saking marahnya, ia bahkan menunjuk-nunjuk ke arah Nadiem dan pejabat Kemendikbud lainnya. Anita dengan tegas menolak upaya Kemendikbud untuk mengarahkan DPR melakukan verifikasi melalui dinas.
“Kami sebagai pemangku kepentingan mau diatur oleh Kemendikbud untuk melakukan verifikasi oleh dinas? Anda sebagai Kementerian mau tidak dilakukan verifikasi oleh dinas? Jangan suruh dinas melakukan verifikasi terhadap apa yang kita usulkan. Kita ini lembaga tinggi negara, wakil rakyat, kita yang menentukan anggaran di Indonesia ini,” serunya dengan suara yang meninggi.
Momen tersebut membuat banyak pihak penasaran dengan sosok Anita Jacoba Gah, termasuk latar belakang pendidikannya. Keberaniannya dalam menegur Menteri Pendidikan di depan publik mencerminkan tekadnya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, khususnya dalam hal pengelolaan anggaran pendidikan.
Anita Jacoba Gah dikenal sebagai seorang anggota DPR yang vokal dalam menyuarakan ketidakadilan dan ketidakefisienan dalam pemerintahan. Pendiriannya yang tegas dalam rapat kerja tersebut memperlihatkan betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran pendidikan di Indonesia. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan politik, Anita terus berupaya memastikan bahwa setiap rupiah anggaran pendidikan digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat.
Rapat yang awalnya bertujuan untuk evaluasi dan perencanaan anggaran ini berubah menjadi ajang debat panas yang menyoroti berbagai masalah mendasar dalam sistem pendidikan Indonesia. Ketegasan Anita Jacoba Gah dalam rapat tersebut menjadi sorotan utama, mengingat pentingnya pengawasan yang ketat terhadap penggunaan anggaran pendidikan demi masa depan generasi muda Indonesia.
Semoga perdebatan ini dapat mendorong perubahan positif dan meningkatkan efektivitas pengelolaan anggaran pendidikan di Indonesia, sehingga setiap anak bangsa dapat menikmati fasilitas pendidikan yang layak dan berkualitas.