Pengertian Micro-management, yang Membuat Bos Kita Terlalu Ikut Campur Pekerjaan Kita

Rekan Kerja
Foto: Istimewa

Micromanagement adalah gaya manajemen di mana seorang manajer atau pemimpin secara berlebihan mengawasi dan mengontrol setiap aspek pekerjaan bawahan atau timnya, sering kali dengan terperinci. Manajer yang micromanage cenderung tidak mempercayai kemampuan karyawan mereka untuk bekerja secara mandiri, sehingga mereka terus-menerus memeriksa, memberi instruksi, dan ikut campur dalam tugas-tugas sehari-hari.

Beberapa ciri micromanagement meliputi:

  1. Pengawasan Berlebihan: Manajer terus-menerus memantau dan mengawasi setiap langkah karyawan, sering kali tanpa memberikan ruang untuk inisiatif atau kreativitas.
  2. Detail-Oriented: Fokus pada detail-detail kecil dan kurang penting, yang bisa menghambat produktivitas karyawan.
  3. Kontrol Ketat: Mengendalikan semua keputusan, bahkan yang sepele, tanpa memberi wewenang kepada karyawan untuk mengambil keputusan sendiri.
  4. Lack of Trust: Kurangnya kepercayaan pada kemampuan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa campur tangan yang terus-menerus.

Dampak negatif dari micromanagement termasuk:

  • Penurunan Moral: Karyawan bisa merasa tidak dipercaya dan tidak dihargai, yang dapat menurunkan semangat kerja.
  • Kreativitas dan Inovasi Terhambat: Kurangnya ruang untuk berpikir dan bertindak secara mandiri dapat membatasi ide-ide baru dan solusi kreatif.
  • Produktivitas Menurun: Karyawan menjadi kurang produktif karena harus terus melapor dan menunggu persetujuan dari manajer.
  • Stres dan Burnout: Karyawan mungkin mengalami stres yang tinggi karena tekanan yang terus-menerus dan kurangnya otonomi.

Menghindari micromanagement melibatkan memberi kepercayaan kepada karyawan, delegasi tugas yang efektif, serta fokus pada hasil daripada proses detail. Hal ini juga berarti menyediakan bimbingan dan dukungan yang cukup tanpa harus campur tangan dalam setiap langkah yang diambil oleh karyawan.

Populer video

Berita lainnya