Celebrithink.com – Manipulasi merupakan tindakan untuk memengaruhi mental dan emosi orang lain. Ini dilakukan pelaku manipulasi atau biasa disebut manipulator, untuk mendapatkan yang mereka inginkan sekaligus mengendalikan korbannya.
Manipulasi dapat terjadi pada siapa saja dalam segala jenis hubungan. Baik hubungan asmara, pertemanan, hubungan orang tua dan anak, hingga keluarga. Bahkan, hubungan rekan kerja dan atasan dalam dunia kerja juga mungkin menimbulkan perlakuan yang manipulatif.
Padahal, cepat atau lambat, perilaku manipulatif dapat berdampak secara negatif pada kesehatan mental korbannya. Karenanya, perlu diketahui tanda-tanda orang yang berbuat manipulasi terhadap Anda. Melansir laman Halodoc, simak penjelasan berikut ini.
Guilt tripping
Istilah guilt tripping atau rasa bersalah adalah bentuk komunikasi yang bersifat manipulasi. Baik verbal atau nonverbal, yang digunakan oleh seseorang terhadap korban menimbulkan perasaan bersalah.
Sehingga, korban manipulasi diharapkan akan memenuhi apa yang diinginkan manipulator. Contoh guilt tripping juga dapat terjadi pada hubungan percintaan. Seorang pria meminta diberikan hadiah ulang tahun yang diinginkan. Namun, pasangannya tidak ingin menurutinya karena beberapa hal.
Nantinya, pria tersebut akan mengungkit-ungkit tentang segala perjuangan yang telah ia lakukan terhadap pasangannya.
Berbohong
Seseorang dengan sifat manipulatif sering menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mengendalikan atau memanipulasi orang lain. Mereka dapat berbohong untuk menghindari tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakan mereka.
Misalnya, seorang remaja yang diminta orang tuanya untuk tidak bergaul dengan kelompok tertentu. Ketimbang menurutinya, anak remaja ini mungkin akan menggunakan kebohongan tentang keberadaan dan aktivitas mereka.
Memberi sanjungan
Pujian yang diberikan secara tulus dengan positif tanpa mengharapkan balasan. Sedangkan sanjungan, terkadang digunakan manipulator secara tidak jujur dan tulus. Manipulator akan menggunakannya untuk mendapatkan pengaruh dan kontrol emosional pada seseorang.
Misalnya, seseorang menginginkan kenaikan gaji atau jabatan, mungkin akan secara teratur memuji kekuatan dan pencapaian dari atasan mereka. Padahal, manipulator tidak benar-benar peduli dengan pencapaian atasan mereka.
Projection
Proyeksi atau projectiom merupakan salah satu jenis mekanisme pertahanan atau cara mengatasi. Orang menggunakan mekanisme pertahanan dan strategi mental bawah sadar untuk mengatasi pikiran dan pengalaman yang menimbulkan stres atau kecemasan. Saat orang secara tidak sadar menghubungkan pikiran, perasaan, atau perilakunya dengan orang lain, inilah proyeksi.
Umumnya, manipulator akan menyebabkan ketegangan dan drama, tetapi menyalahkan orang lain karena telah menciptakan situasi demikian. Misalnya, manipulator diam-diam berselingkuh, tetapi menuduh pasangan yang berselingkuh di belakangnya.
Silent treatment
Silent treatment atau pendiaman merupakan perilaku manipulasi saat seseorang akan mengabaikan orang lain dan tak mengakuinya dalam segala bentuk komunikasi. Manipulasi ini rentan terjadi pada hubungan percintaan yang toxic atau tidak sehat. Silent treatment dapat terjadi setelah pasangan beradu argumen secara intens.
Bentuk manipulasi ini umumnya terjadi karena manipulator merasa kesal dan tidak memiliki kontrol atas pasangannya. Alhasil, mereka akan menggunakan keheningan dengan tujuan untuk mempertahankan kontrol dan kekuatan.
Harapannya, pasangan akan berusaha untuk menghubungi manipulator dan meminta maaf, meskipun tidak salah.