Iran kembali menegaskan akan membalas serangan mematikan Israel pada akhir Oktober. Ketegangan antara kedua negara ini meningkat setelah Israel menyerang target militer Iran pada 26 Oktober sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober. Serangan rudal tersebut dilakukan untuk membalas kematian tokoh-tokoh penting Hamas, Hizbullah, dan seorang jenderal Garda Revolusi Iran.
Pemerintah Israel telah memperingatkan Iran untuk tidak membalas serangan ini, namun Iran berjanji akan memberikan respons yang tegas. Meski Teheran menyatakan tidak ingin berperang, mereka bersiap untuk membalas tindakan Israel. Menurut Mohammad Mohammadi Golpayegani, asisten senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Iran akan memberikan respons keras atas serangan tersebut.
Golpayegani menyebut serangan Israel sebagai tindakan putus asa dan memuji kinerja pertahanan udara Iran yang berhasil mencegah masuknya pasukan Israel ke wilayah mereka. Ia juga menekankan bahwa kerusakan akibat serangan tersebut tergolong minimal.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan Israel berhasil menghancurkan kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran. Militer Iran mengonfirmasi bahwa empat personel mereka tewas akibat serangan tersebut dan beberapa sistem radar mengalami kerusakan. Seorang warga sipil juga dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, memperingatkan bahwa respons Iran akan sangat dahsyat dan tidak terduga. Salami menyebut Israel sudah berada di ambang kehancuran dan melakukan serangan secara membabi-buta tanpa mematuhi aturan internasional.
Laporan intelijen Israel mengungkapkan bahwa Iran tengah mempersiapkan serangan balasan dari wilayah Irak. Serangan tersebut diperkirakan akan melibatkan sejumlah drone dan rudal balistik, dan kemungkinan akan terjadi sebelum pemilu presiden Amerika Serikat pada 5 November mendatang.