Sebelum datangnya Hari Raya Idul Adha seringkali diwarnai dengan aktivitas jual-beli hewan kurban, dimana setiap pembeli harus cerdas dalam memilih hewan yang akan dikurbankan. Namun, pengalaman pahit pernah dialami oleh Fairuz A Rafiq ketika ia merasa tertipu saat membeli hewan kurban.
“Dulu pernah waktu zaman awal-awal masih gadis ya, terus nyari pas begitunya nyari ternyata dia (sapi) kayak lemas, hari kedua lemas dikasih makan, kasih apa, kok lemas, kenapa begini ya,” ucapnya saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2024).
Barulah setelah sampai di rumah, Fairuz menyadari bahwa sapi tersebut memang sedang sakit. Kekecewaannya pun semakin mendalam karena niat baiknya hampir gagal.
“Ternyata sapinya sakit gitu. Pas sakit aku kayak ‘lah gimana dong’ sedih banget kan, mana udah keluar duit banyak. Waktu itu kayak pengin berkurban kayak sedih banget, ya Allah ngerasa diboongin gitu,” katanya.
Ketika mencoba untuk menukar sapi tersebut, Fairuz menghadapi penolakan dari pedagang. Mereka bersikeras bahwa sapi tersebut sehat saat dijual, dan penolakan tersebut membuatnya merasa frustasi.
“Tapi kayak mikir, ya udalah, begitu sakit gak boleh kan dikurbanin. Mau gak mau akhirnya jadi ribet, jadi panjang harus balik lagi ke sana, ngebalikin lagi harus beragumen. Sakitnya bukan pas di sini, jadinya kayak banyak konfliknya,” bebernya.
Meskipun mengalami perjuangan yang melelahkan, akhirnya Fairuz bersyukur karena berhasil menukar sapi tersebut. Namun, pengalaman tersebut meninggalkan trauma yang membuatnya ragu-ragu untuk membeli hewan kurban langsung di kemudian hari.
“Tapi alhamdulilah saat itu, walaupun harus dengan proses yang panjang ribet dan stres juga, akhirnya mau sih dituker lagi. Masih rezekinya aku walapun niatnya baik. Allah kasih jalan,” tutup Fairuz.