celebrithink.com – Baru-baru ini, komedian Isa Bajaj menjadi sorotan publik setelah mengunggah foto dirinya berdagang belut di pasar. Unggahan tersebut menimbulkan spekulasi, termasuk tuduhan bahwa dirinya bangkrut dan warung yang ia kelola di Magetan tutup. Namun, Isa Bajaj memberikan klarifikasi bahwa semua isu tersebut tidak benar.
Isa Bajaj Tanggapi Isu Bangkrut
Setelah foto yang memperlihatkan dirinya berjualan belut viral di media sosial, sejumlah kabar simpang siur muncul, menyebutkan bahwa Isa sedang mengalami kesulitan finansial. Bahkan, ada yang mengatakan warung Nasi Tempong miliknya yang terletak di Magetan sudah tutup.
Namun, dalam sebuah kesempatan saat tampil di acara Pagi Pagi Ambyar (21/1), Isa Bajaj menegaskan bahwa informasi tersebut salah. “Belut yang saya jual di pasar itu justru bahan untuk menu warung saya,” ujar Isa dengan tegas. Ia menjelaskan bahwa warungnya tetap beroperasi seperti biasa, dan jika ada sisa bahan makanan, dia akan menjualnya di pasar.
Warung Isa Bajaj Tetap Beroperasi
Isa juga mengungkapkan bahwa warungnya di Magetan masih buka dan tetap melayani pelanggan setia. “Alhamdulillah, warung saya masih buka. Kalau saya di sana, saya yang buat sambalnya,” ujarnya. Isa menjual Nasi Tempong sebagai menu andalan, dan dia terlibat langsung dalam proses penyajian makanan di warungnya.
Kehidupan Sederhana dan Fokus pada Keluarga
Isa mengaku tidak terlalu terpengaruh oleh berita yang beredar tentang dirinya. Ia memilih untuk tetap tenang dan fokus pada kehidupan pribadinya. “Saya memilih hidup lebih tenang di Magetan. Tidak seramai Jakarta, dan orangnya pun tidak sebanyak di sini,” kata Isa menutup pembicaraannya.
Keseimbangan antara Kerja dan Kehidupan Pribadi
Isa Bajaj memberi contoh menarik tentang bagaimana seseorang bisa menjalani kehidupan dengan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Meski pernah dikenal sebagai komedian di layar televisi, Isa kini memilih untuk hidup dengan cara yang lebih sederhana dan lebih fokus pada keluarga kecilnya. Keputusan Isa untuk berjualan belut dan menjaga warung sebagai usaha lokal menunjukkan bahwa keberhasilan tidak selalu harus dilihat dari seberapa besar popularitas seseorang di dunia hiburan.