Celebrithink.com – Cinta Kuya, anak dari Uya Kuya, baru-baru ini menunjukkan kepeduliannya terhadap korban kebakaran di Los Angeles. Ia menyuarakan pembelaannya melalui kanal YouTube-nya pada Selasa (14/1), menanggapi cibiran yang mengaitkan bencana tersebut dengan konflik politik global.
1. Penegasan Cinta Kuya Tentang Kebijakan dan Masyarakat
Cinta Kuya menolak keras anggapan bahwa kebakaran di Los Angeles adalah “karma” atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang mendukung Israel. Menurutnya, masyarakat biasa di Amerika tidak bisa disamakan dengan kebijakan pemerintahnya.
“Jangan samakan pemerintah Amerika dan kebijakannya dengan masyarakat biasa di Amerika. Banyak warga Amerika sendiri yang tidak setuju dengan tindakan pemerintah terhadap Palestina,” ujar Cinta.
2. Dukungan Warga Amerika Terhadap Palestina
Cinta juga mengungkap bahwa banyak warga Amerika kerap menggelar demonstrasi untuk mendukung Palestina. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua orang Amerika setuju dengan kebijakan pemerintahnya.
“Demo mendukung Palestina sering terjadi di Amerika, bahkan diikuti oleh warga Amerika sendiri,” tambahnya.
3. Korban Kebakaran dari Beragam Latar Belakang
Cinta Kuya menjelaskan bahwa korban kebakaran di Los Angeles berasal dari berbagai latar belakang ras dan agama. Bahkan, beberapa korban adalah warga Indonesia dan beragama Islam.
“Korban kebakaran di LA adalah warga biasa, termasuk orang Indonesia dan muslim,” tegasnya.
4. Kritik Terhadap Cinta Kuya dan Responsnya
Sebelumnya, Uya Kuya dan anaknya sempat menerima kritik karena membantu korban kebakaran di AS. Beberapa pihak mempertanyakan mengapa mereka tidak hanya fokus pada Palestina.
Namun, Uya menegaskan bahwa dirinya juga telah memberikan bantuan kepada Palestina terlebih dahulu. Saat ditanya netizen, ia menjawab, “Udah dong, kamu udah belum?”
5. Perspektif Baru: Pentingnya Empati di Tengah Bencana
Pandangan Cinta dan Uya Kuya mengajarkan pentingnya empati tanpa melihat batas politik atau geografis. Bencana adalah ujian kemanusiaan yang membutuhkan solidaritas global. Menghakimi korban bencana hanya akan memperburuk kondisi.
Sebagai masyarakat, kita perlu memahami bahwa korban adalah manusia biasa yang butuh dukungan tanpa diskriminasi.