Kekerasan dalam hubungan tidak selalu terlihat jelas. Seringkali, kekerasan dimulai dengan manipulasi halus dan kontrol yang perlahan-lahan mengikis kepercayaan diri korban. Salah satu bentuk kekerasan yang paling sulit dikenali adalah kontrol koersif. Kontrol koersif adalah suatu pola perilaku yang bertujuan untuk mengendalikan dan mendominasi orang lain melalui taktik manipulasi, intimidasi, dan isolasi.
Mengapa Kontrol Koersif Sulit Dikenali?
- Permulaan yang Menjanjikan: Pelaku kekerasan seringkali memulai hubungan dengan sikap yang sangat perhatian dan romantis. Sikap ini membuat korban sulit untuk menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi.
- Gradualitas: Kontrol koersif biasanya dimulai secara bertahap. Pada awalnya, tindakan pelaku mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi seiring waktu, kontrolnya akan semakin ketat.
- Takut Akan Konsekuensi: Korban seringkali takut untuk meninggalkan pelaku karena takut akan konsekuensi yang lebih buruk, seperti ancaman kekerasan fisik atau kehilangan anak.
- Stigma: Korban seringkali merasa malu atau bersalah karena berada dalam situasi yang sulit. Mereka mungkin takut untuk meminta bantuan atau melaporkan kekerasan yang mereka alami.
6 Tanda-Tanda Kontrol Koersif
- Bom Cinta: Pelaku akan membombardir korban dengan perhatian, hadiah, dan janji-janji cinta yang berlebihan di awal hubungan. Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa sangat terikat dan bergantung pada mereka.
- Gaslighting: Pelaku akan memanipulasi korban untuk meragukan persepsi mereka sendiri. Mereka mungkin menyangkal hal-hal yang telah mereka lakukan atau menyalahkan korban atas masalah yang mereka ciptakan.
- Intimidasi: Pelaku menggunakan ancaman, kekerasan verbal, atau non-verbal untuk membuat korban takut. Mereka mungkin mengancam akan menyakiti diri sendiri atau orang lain jika korban mencoba untuk meninggalkan mereka.
- Isolasi: Pelaku akan berusaha mengisolasi korban dari keluarga dan teman-teman mereka. Mereka mungkin mengontrol akses korban ke telepon, uang, atau kendaraan.
- Sombong dan Merasa Superior: Pelaku seringkali memiliki pandangan yang sangat tinggi tentang diri mereka sendiri. Mereka mungkin meremehkan pencapaian orang lain dan merasa bahwa mereka selalu benar.
- Menegakkan Aturan Gender: Pelaku seringkali memiliki pandangan yang sangat tradisional tentang peran gender. Mereka mungkin mengharapkan korban untuk selalu patuh dan mematuhi perintah mereka.
Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Kontrol Koersif?
- Percayalah pada Insting Anda: Jika sesuatu terasa tidak benar, percayai intuisi Anda.
- Cari Dukungan: Bicarakan dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental tentang apa yang Anda alami.
- Buat Rencana Keamanan: Jika Anda merasa terancam, buatlah rencana untuk meninggalkan situasi berbahaya.
- Hubungi Lembaga Bantuan: Ada banyak lembaga yang menyediakan bantuan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.