Imbauan agar tidak memberikan minuman teh kepada balita menjadi viral di media sosial. Informasi ini dibagikan dalam template Instagram yang berisi foto resep dokter. Imbauan tersebut memperingatkan bahwa teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh anak, yang berisiko memicu anemia.
“Teh dapat menghambat penyerapan zat besi pada balita. Ini bisa menyebabkan anemia,” tulis imbauan tersebut, seperti dilaporkan oleh detikHealth. Zat besi sangat penting bagi anak untuk meningkatkan imunitas, energi otot, kemampuan motorik, dan mencegah stunting. Selain itu, zat besi juga membantu perkembangan otak, kecerdasan, konsentrasi, dan IQ.
Dokter spesialis gizi, Raissa E. Djuanda, menjelaskan bahwa teh mengandung senyawa tanin. Tanin dapat mengikat zat besi dalam makanan yang dikonsumsi, sehingga mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Anak-anak yang berada pada masa pertumbuhan lebih rentan mengalami anemia akibat kekurangan zat besi.
Meski demikian, Raissa menekankan bahwa orang tua tidak perlu sepenuhnya melarang anak-anak minum teh. Teh tetap bisa diberikan kepada anak asalkan tidak bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Jeda waktu 1-2 jam setelah makan bisa menjadi pilihan yang tepat.
Selain itu, Raissa juga menyarankan untuk memilih jenis teh dengan kandungan tanin lebih rendah, seperti teh hijau, atau teh yang tidak terlalu pekat. Ini bisa menjadi alternatif yang lebih aman bagi balita. Dengan demikian, orang tua tetap dapat memberikan teh pada balita, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan tidak mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi.