Hari ini, Selasa (5/11/2024), rakyat Amerika Serikat (AS) memilih presiden baru. Pilihan jatuh pada Kamala Harris atau Donald Trump. Pemilihan presiden dimulai pada Selasa waktu setempat, atau Rabu (6/11/2024) WIB. Harris dan Trump bersaing untuk memperoleh 270 suara dari 538 total suara Electoral College yang diperlukan untuk memenangkan pilpres.
Kedua kandidat telah meluncurkan kampanye terakhir yang meriah pada hari Senin. Mereka fokus di Pennsylvania, negara bagian kunci yang harus dimenangkan. Dalam kampanye di North Carolina, Trump menanggapi tuduhan mengenai kelelahan fisik dan mentalnya. Dia menyatakan, “Saya sudah menjalani 62 hari tanpa libur,” menunjukkan komitmennya untuk kembali berkuasa.
Sementara itu, Harris merasa optimis dan menunjukkan semangat saat menuju acara kampanyenya di Pennsylvania. Trump menjanjikan kemenangan besar, sedangkan Harris percaya momentum ada di pihaknya untuk menjadi presiden wanita pertama AS. Survei menunjukkan ketatnya persaingan di tujuh negara bagian yang akan menentukan pemenang.
Dunia internasional sangat menantikan hasil pemilihan yang berpengaruh pada berbagai isu, termasuk konflik di Timur Tengah dan penanganan perubahan iklim. Keresahan muncul karena Trump kemungkinan akan menolak hasil pemilu jika kalah. Juru bicara Harris, Ian Sams, mengungkapkan kekhawatiran akan potensi pengumuman kemenangan prematur dari Trump.
Setelah berbagai perubahan dramatis dalam kompetisi, fokus kini beralih ke Pennsylvania. Trump dan Harris akan melakukan kampanye di Pittsburgh, menunjukkan pentingnya negara bagian ini dalam sistem Electoral College. Harris merencanakan rapat umum besar di Philadelphia dengan penampilan Lady Gaga, sementara Trump juga akan berkampanye di Michigan.
Kedua kandidat mengklaim antusiasme tinggi terlihat dari partisipasi pemilih awal, dengan lebih dari 78 juta suara telah masuk. Ketatnya persaingan mencerminkan perpecahan di AS, di mana Trump mengadopsi retorika keras dan Harris, sebagai Wakil Presiden, memposisikan dirinya untuk menarik pemilih, terutama perempuan.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump telah membuat pernyataan kontroversial dan terus menyerang Harris. Dia mengulangi penghinaan terhadap lawannya, mengatakan, “Dia adalah individu dengan IQ rendah.” Kejadian-kejadian ini mencerminkan ketegangan yang meningkat menjelang pemilihan.
Beberapa petugas pemilu telah diberi tombol panik untuk menghadapi keadaan darurat. Negara bagian seperti Oregon, Nevada, dan Washington telah mengaktifkan Garda Nasional jika terjadi masalah. Harris, yang mendapatkan hasil jajak pendapat yang menggembirakan, berjanji untuk bekerja keras dalam menyelesaikan konflik di Gaza.
Presiden Biden juga tidak terlihat dalam kampanye, menyusul komentar kontroversialnya tentang pendukung Trump. Ketegangan meningkat, dan semua mata tertuju pada hasil pemilihan yang akan datang.