Eksistensialisme adalah salah satu aliran filsafat yang berkembang pada abad ke-19 dan ke-20 yang membahas tentang eksistensi manusia, kebebasan individu, dan pencarian makna hidup. Filsafat ini sering dianggap kompleks, tetapi jika dipahami secara sederhana, eksistensialisme sebenarnya menawarkan perspektif yang menarik tentang bagaimana kita menjalani hidup dan menghadapi pilihan-pilihan penting.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas eksistensialisme secara sederhana dan menjelaskan bagaimana cara mudah untuk memahaminya.
Apa Itu Eksistensialisme?
Eksistensialisme adalah filsafat yang menekankan kebebasan individu dan tanggung jawab pribadi dalam menentukan makna hidup. Aliran ini muncul sebagai respons terhadap pemikiran yang melihat manusia sebagai bagian dari sistem atau tatanan tertentu (misalnya agama, masyarakat, atau sains). Para eksistensialis percaya bahwa hidup manusia tidak memiliki makna yang telah ditetapkan sebelumnya, dan setiap orang harus menciptakan makna tersebut melalui pilihan dan tindakan mereka sendiri.
Beberapa tokoh besar dalam filsafat eksistensialisme termasuk Søren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Martin Heidegger.
Cara Mudah Memahami Eksistensialisme
Berikut adalah beberapa konsep kunci eksistensialisme yang bisa kamu pahami dengan cara yang lebih sederhana:
1. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Eksistensialisme menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan dalam hidup mereka. Namun, kebebasan ini datang dengan tanggung jawab besar. Apa pun pilihan yang kita ambil, kita harus bertanggung jawab atas konsekuensinya. Sartre, salah satu tokoh eksistensialis, mengatakan bahwa manusia “dikutuk untuk bebas,” artinya kita tidak bisa menghindar dari kebebasan memilih, dan tidak ada yang bisa menyalahkan orang lain atas pilihan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa diterapkan pada keputusan-keputusan penting yang kita buat, mulai dari karier, hubungan, hingga nilai-nilai yang kita pegang. Kebebasan dalam eksistensialisme adalah tentang memiliki kendali penuh atas hidup kita sendiri, bukan bergantung pada aturan atau ekspektasi eksternal.
2. Pencarian Makna Hidup
Eksistensialisme menolak gagasan bahwa hidup memiliki makna bawaan atau tujuan yang telah ditetapkan. Manusia, menurut filsafat ini, harus menemukan atau menciptakan makna hidup mereka sendiri. Kierkegaard menyatakan bahwa pencarian makna hidup adalah hal yang mendasar bagi manusia, dan ini sering kali melibatkan konflik, ketidakpastian, dan pertanyaan mendalam tentang identitas diri.
Penting untuk dipahami bahwa tidak ada jawaban universal mengenai apa makna hidup itu. Setiap orang perlu menemukan atau menciptakan makna mereka sendiri berdasarkan pengalaman, nilai, dan keyakinan pribadi.
3. “Absurd” dalam Hidup
Albert Camus, salah satu eksistensialis terkemuka, memperkenalkan konsep absurditas. Menurut Camus, hidup manusia pada dasarnya tidak memiliki makna atau tujuan yang jelas, dan ada kontradiksi antara keinginan manusia untuk menemukan makna dan kenyataan bahwa alam semesta tidak menyediakan makna yang jelas. Kondisi ini disebut sebagai “absurd.”
Namun, Camus tidak melihat absurditas ini sebagai alasan untuk putus asa. Sebaliknya, dia menyarankan bahwa manusia harus menerima absurditas hidup, dan tetap terus mencari kebahagiaan dan makna dalam tindakan sehari-hari, meskipun makna tersebut tidak akan pernah sepenuhnya tercapai.
4. Otentisitas
Konsep otentisitas dalam eksistensialisme adalah tentang hidup sesuai dengan diri sendiri, bukan mengikuti apa yang diharapkan oleh masyarakat, keluarga, atau tradisi. Menjadi otentik berarti membuat pilihan yang benar-benar berasal dari keinginan dan nilai-nilai pribadi, bukan dari tekanan eksternal.
Contohnya, seseorang yang otentik mungkin memilih jalur karier yang berbeda dari ekspektasi keluarganya, bukan karena pemberontakan, tetapi karena ia menyadari bahwa itulah yang membuatnya bahagia dan puas secara pribadi.
Eksistensialisme mengajarkan kita untuk menerima kebebasan dan tanggung jawab yang datang dengan menjadi manusia. Meskipun dunia ini mungkin tidak menyediakan jawaban atau makna yang jelas, kita memiliki kebebasan untuk menciptakan makna tersebut melalui pilihan, tindakan, dan pencarian kita sendiri. Meskipun konsep ini terkesan rumit, pada intinya eksistensialisme adalah filsafat yang menegaskan bahwa kita, sebagai individu, memiliki kendali penuh atas hidup kita, dan kita harus berani menjalani hidup secara otentik serta bertanggung jawab atas segala konsekuensinya.
Eksistensialisme mengundang kita untuk berpikir lebih dalam tentang siapa kita sebenarnya dan apa yang ingin kita capai, sekaligus menerima bahwa tidak semua pertanyaan hidup memiliki jawaban yang pasti.