Bagaimana kita mengajarkan Islam kepada anak-anak kita sejak kecil? Apakah kita mulai dengan pengetahuan Islam dan kemudian akademis? Atau keduanya sekaligus? Ajarkan sopan santun kepada anak-anak Anda sebelum pengetahuan.
Salah satu isi hal yang utama adalah ajarkan sopan santun kepada anak-anak Anda terlebih dahulu. Ini adalah cara para pendahulu yang saleh (termasuk nabi salallahu alaihi wasalam dan para sahabatnya) dan juga para ulama kita di masa lalu.
Beginilah cara mereka mengajar diri mereka sendiri, murid-murid mereka, dan anak-anak mereka. Mereka memulainya dengan adab sebelum mendalami ilmu pengetahuan lainnya.
Ucapan para ulama tentang mengajarkan budi pekerti pertama Imam Malik menceritakan kepada salah satu pemuda Quraisy تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”
Ibnul Mubarok berkata, تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين “Kami mempelajari adab selama 30 tahun, dan kami mempelajari (ilmu-ilmu) ilmu selama 20 tahun.”
Ibnu Sirin berkata, كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم “Mereka (ulama) dulu mempelajari adab seperti mereka mempelajari suatu ilmu tertentu.”
Imam Malik juga meriwayatkan bahwa ketika ia masih sangat kecil, ibunya sering memintanya untuk ikut serta dalam majelis-majelis Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman (seorang ulama dan faqih di Madinah pada masanya).
Subhanallah, semoga ini juga memotivasi Anda untuk lebih fokus membesarkan anak-anak dengan akhlak Islam yang benar. Karena melihat dunia saat ini, fokus untuk mempelajari adab (tata krama) lebih tepat dari sebelumnya.
Do’a dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam, اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْ سَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif ‘anni sayyi-ahaa, laa yashrif ‘anni say yi-ahaa illa anta Ya Allah, bimbing aku dengan amal yang terbaik kecuali Engkau yang mampu membimbingku. Hapuslah dosa dariku, karena tidak ada yang lain selain Engkau yang dapat menghapusnya dariku. (HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib)