Hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya malam ini, Senin (21/10). Fenomena ini bisa disaksikan di langit Indonesia. Menurut Observatorium Bosscha, hujan meteor ini aktif dari 2 Oktober hingga 7 November. Waktu terbaik untuk melihat adalah pukul 22.15 WIB hingga menjelang fajar.
Puncak hujan meteor Orionid terjadi pada tanggal 21 Oktober. Diperkirakan, akan ada sekitar 15 meteor yang terlihat per jam. Proses bintang jatuh terjadi saat meteor berinteraksi dengan partikel udara. Interaksi ini menghasilkan panas yang menguapkan meteor dan menciptakan garis cahaya terang di langit.
Pada saat puncak hujan meteor, Bulan mendekati fase kuartal pertama. Langit paling gelap akan terlihat setelah tengah malam, ketika Bulan terbenam. NASA menilai waktu ini ideal untuk melihat Orionid, karena hujan meteor ini paling baik dilihat setelah tengah malam. Sebaiknya, pilih lokasi pengamatan dengan langit gelap dan minim polusi cahaya.
NASA menggambarkan Orionid sebagai salah satu hujan meteor terindah tahun ini. Meteor ini bisa muncul di mana saja di langit, namun tampaknya berasal dari dekat Betelgeuse. Betelgeuse adalah bintang raksasa merah yang terkenal di rasi bintang Orion.
Orionid termasuk dalam dua hujan meteor tahunan yang disebabkan oleh komet Halley. Komet ini terakhir terlihat di tata surya bagian dalam pada tahun 1986. Hujan meteor lainnya adalah Eta Aquarid, yang mencapai puncaknya setiap awal Mei. Pada puncaknya, diperkirakan ada sekitar 23 meteor yang dapat terlihat per jam. Meteor ini melintas dengan kecepatan sekitar 66 kilometer per detik, setara dengan 238 ribu km/jam. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keindahan langit malam ini!