Seorang anak pengusaha di Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi korban penipuan. Modusnya adalah menjanjikan kelolosan ke Akademi Kepolisian (Akpol). Korban mengalami kerugian hingga Rp4,9 miliar akibat penipuan ini. Nenek korban, Rosdiana, menjelaskan awal mula penipuan ini. Cucunya, Gonzalo, ingin mendaftar ke Akpol dan bertemu dengan pelaku. Pelaku menawarkan bantuan untuk memasukkan Gonzalo ke Akpol 2024.
Pelaku berinisial AFS juga mengklaim dekat dengan seorang politisi yang merupakan anggota DPR RI. Hal ini membuat keluarga korban percaya dan menerima tawarannya. “Tindakan AFS sangat merugikan keluarga kami,” ujar Rosdiana. Pelaku meminta uang secara bertahap kepada keluarga Gonzalo. Total uang yang diberikan mencapai Rp4,9 miliar, termasuk emas batangan. Uang itu diminta untuk mempermudah masuknya Gonzalo ke Akpol.
“Uang Rp4,9 miliar diambil secara bertahap,” lanjutnya. Pelaku pertama kali meminta Rp1,5 miliar, lalu menyusul lagi Rp1,5 miliar. Pelaku mengklaim uang tersebut untuk biaya dokumen dan administrasi, karena banyak saingan. Untuk meyakinkan korbannya, pelaku membawa Gonzalo ke Jakarta. Dia mengaku akan mengatur pertemuan dengan Kapolri dan berjanji memfasilitasi proses seleksi. Pelaku kemudian membawa Gonzalo ke Semarang agar terlihat serius dalam mengurus kelolosannya.
Namun, Gonzalo tidak lolos seleksi. Selama sebulan di Semarang, ia merasa tidak ada kemajuan. Gonzalo kemudian mendengar kabar dari teman-temannya yang lulus, dan merasa ditipu karena namanya tidak ada dalam daftar kelulusan.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, mengatakan pelaku telah ditangkap. Penangkapan berlangsung pada 29 September di rumah pelaku di Kabupaten Bone. Devi menyatakan bahwa pelaku dijerat dengan pasal 378 KUHPidana tentang penipuan. Dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun, kasus ini menjadi perhatian. Penipuan seperti ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dalam mendaftar pendidikan, terutama di lembaga resmi seperti Akpol.