Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar yang memerlukan kesadaran dan kepekaan terhadap kebutuhan anak. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari bahwa pola asuh yang mereka terapkan bisa tergolong toxic parenting, yang justru berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak. Agar hal ini tidak terjadi, berikut adalah 4 ciri toxic parenting yang wajib kamu hindari sebagai orang tua:
1. Mengontrol Setiap Aspek Kehidupan Anak
Toxic parenting sering ditandai dengan perilaku yang terlalu mengontrol atau over-controlling. Orang tua yang terlibat dalam setiap keputusan kecil hingga besar dalam kehidupan anak, tanpa memberikan ruang bagi anak untuk belajar membuat pilihan, bisa menyebabkan anak merasa tertekan. Akibatnya, anak menjadi kurang mandiri dan sulit mengambil keputusan sendiri ketika dewasa.
Cara menghindarinya: Biarkan anak memiliki kebebasan dalam memilih hal-hal yang sesuai dengan usianya, seperti memilih pakaian atau memutuskan hobi. Ini akan mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan konsekuensi dari pilihannya.
2. Ekspektasi yang Berlebihan
Memiliki harapan terhadap anak itu wajar, namun ekspektasi yang terlalu tinggi bisa menjadi salah satu ciri toxic parenting. Orang tua yang menetapkan standar terlalu tinggi untuk anak, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan minat anak, bisa menyebabkan stres dan rasa rendah diri pada anak jika ia gagal memenuhi harapan tersebut.
Cara menghindarinya: Cobalah untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan anak, serta memberikan dukungan yang realistis. Fokuslah pada proses dan usaha anak, bukan hanya pada hasil akhir.
3. Kurangnya Komunikasi yang Sehat
Orang tua toxic cenderung kurang memberikan ruang untuk komunikasi terbuka dan sehat dengan anak. Mereka sering mengabaikan pendapat anak, atau bahkan merespon dengan amarah, sindiran, atau kritik yang berlebihan. Ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan sulit untuk mengungkapkan perasaannya.
Cara menghindarinya: Dengarkan apa yang ingin disampaikan oleh anak, dan ciptakan suasana di mana mereka merasa aman untuk berbicara. Hindari merespon dengan marah atau menghakimi, karena ini dapat memutus komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak.
4. Menggunakan Hukuman Fisik atau Psikologis
Toxic parenting juga sering ditandai dengan penggunaan hukuman fisik atau psikologis yang berlebihan. Hukuman fisik seperti memukul atau mencubit, maupun hukuman psikologis seperti mengancam, mempermalukan, atau membandingkan anak dengan orang lain, bisa merusak rasa percaya diri anak dan membangun hubungan yang penuh ketakutan.
Cara menghindarinya: Alih-alih menghukum secara fisik atau psikologis, coba terapkan pendekatan yang lebih positif seperti memberikan konsekuensi logis atas perilaku anak. Berikan penghargaan ketika anak melakukan hal yang baik, dan beri penjelasan ketika mereka melakukan kesalahan.
Menerapkan pola asuh yang sehat dan mendukung perkembangan anak secara emosional dan mental adalah kunci untuk menghindari toxic parenting. Hindari mengontrol berlebihan, menetapkan ekspektasi yang tak realistis, serta pastikan ada komunikasi terbuka dan pendekatan yang positif dalam mendidik anak. Ingat, sebagai orang tua, kamu adalah panutan bagi anak, dan setiap tindakan yang kamu lakukan bisa membentuk masa depan mereka.