Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) mengalokasikan dana sebesar Rp 42,3 miliar untuk konsumsi para atlet. Dana ini digunakan untuk makanan berat dan camilan. Berdasarkan dokumen pemesanan makanan yang diterima media, PB PON Aceh melakukan pemesanan makanan melalui PT Aktifitas Atmosfir di Jakarta.
Biaya satu kali makan atlet dipatok Rp 59.900 per porsi. Total anggaran yang dikeluarkan untuk makanan mencapai Rp 30,8 miliar. Selain itu, camilan atau snack untuk atlet dihargai Rp 18.900 per paket. Total biaya untuk camilan ini mencapai Rp 11,4 miliar.
Meskipun beberapa atlet tidak mengeluhkan menu dan porsi makanan yang mereka terima, harga yang dibayarkan panitia dianggap tidak sebanding dengan kualitas yang didapatkan. Atlet sepak takraw, misalnya, setelah membandingkan harga di warung makan lokal, mengungkapkan bahwa harga per porsi makanan yang diterima hanya sekitar Rp 30 ribu.
Porsi makanan terdiri dari nasi, kuah, rendang, sambal goreng, kerupuk, air mineral, dan buah. Bahkan, warung di sekitar arena pertandingan menawarkan potongan harga Rp 2.000 per porsi jika memesan dalam jumlah besar. “Isi makanan sama saja,” ungkap Bunda Sal, pemilik warung nasi di sekitar area pertandingan.
Salah satu atlet sepak takraw dari Jawa Timur, Saiful Rijal, mengakui bahwa pendistribusian makanan di dua hari pertama setelah pembukaan sempat lambat. Namun, saat ini distribusi sudah lancar dan makanan yang diterima atlet juga memuaskan.