Baru-baru ini, Bunga Zainal menjadi sorotan setelah mengungkapkan kehilangan uang Rp 15 miliar. Ia menceritakan kejadian ini melalui akun Instagramnya. Kabarnya, pelaku penipuan tersebut adalah orang terdekatnya. Akibat peristiwa ini, Bunga mengaku menjauh dari kedua putranya.
Emosinya yang tidak terkontrol membuatnya merasa takut akan meluapkan amarah kepada anak-anaknya. “Sejak kemarin, aku jujur tidak ingin dekat-dekat dengan anak-anakku. Emosi aku tidak terkontrol. Mental aku sangat terganggu,” ungkapnya. Ia merasa bersalah karena bisa melampiaskan kemarahan kepada anak-anaknya, hal ini sangat ia sesali.
Dua hari yang lalu, Bunga mengatakan bahwa ia perlu menyembuhkan diri sebelum bisa berbicara dengan anak-anaknya. Saat ini, ia juga sedang mengusut kasus ini ke Kepolisian. Tabungan Rp 15 miliar yang hilang merupakan dana yang sudah dipersiapkan sejak lama untuk pendidikan kedua anaknya.
Hal yang membuat Bunga semakin terluka adalah mengetahui bahwa anak-anak dari penipu tersebut masih menikmati hidup layak. “Yang paling tidak bisa aku terima adalah hak anak-anakku diambil. Hak anak-anak korban lainnya juga dirampas, sementara anak-anak pelaku masih menikmati hidup layak dari hasil kejahatan orang tuanya. Ingat, karma itu ada,” ujar Bunga dengan penuh emosi.
Kasus Bunga Zainal ini menjadi pelajaran penting bagi para orang tua. Dana pendidikan anak adalah pengeluaran penting di masa depan. Oleh karena itu, dana pendidikan tidak boleh digunakan untuk investasi atau bisnis yang berisiko. Sebaiknya, dana tersebut disimpan di instrumen yang aman seperti reksa dana atau deposito, agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.