Celebrithink.com – Pernahkah Anda mendengar bahwa perempuan lebih sulit jatuh cinta dibandingkan pria? Benarkah demikian?
Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, terdapat perbedaan waktu yang signifikan dalam hal ini. Rata-rata, perempuan memerlukan waktu sekitar 139 hari untuk jatuh cinta, sementara pria hanya membutuhkan waktu sekitar 97 hari.
Namun, jatuh cinta bukanlah proses yang sama untuk setiap orang dan melibatkan banyak faktor psikologis yang berbeda.
Masalah Psikologis yang Bisa Membuat Sulit Jatuh Cinta
Menurut laman Harley Therapy dan Dr. Sheri Jacobson, seorang konselor dan psikoterapis dari London, Inggris, ada beberapa masalah psikologis yang dapat membuat seseorang kesulitan untuk jatuh cinta. Berikut adalah lima masalah utama yang mungkin menjadi penghalang bagi Anda:
Takut Akan Keintiman
Mengawali hubungan romantis sering kali membawa rasa cemas, terutama ketika belum terjalin koneksi yang kuat dengan calon pasangan. Jatuh cinta memerlukan kemampuan untuk membuka diri dan menunjukkan sisi lemah kita.
Namun, banyak orang yang merasa takut untuk menjalin keintiman karena kekhawatiran tidak mampu memenuhi ekspektasi atau merasa tidak cukup baik. Rasa takut ini bisa menjadi hambatan besar dalam mengembangkan hubungan yang lebih dalam.
Harga Diri yang Rendah
Mencintai diri sendiri adalah langkah awal yang krusial sebelum Anda bisa mencintai orang lain. Sayangnya, banyak perempuan yang menghadapi masalah harga diri yang rendah.
Perasaan tidak pantas dicintai atau merasa jelek dapat menghalangi seseorang untuk menerima cinta dari orang lain. Rasa kurang percaya diri ini sering kali membuat Anda sulit untuk membuka hati dan menjalin hubungan yang sehat.
Takut Diabaikan
Ketakutan akan diabaikan atau dikhianati oleh pasangan bisa menjadi penghalang besar dalam menjalin hubungan. Menurut Dr. Sheri, seseorang yang memiliki kecemasan ini mungkin terus-menerus merasa khawatir bahwa pasangannya akan selingkuh atau meninggalkannya.
Ketidakpastian ini sering kali membuat seseorang lebih memilih untuk menghindari hubungan romantis sama sekali, bahkan jika ada kesempatan untuk berpacaran.
Trauma dari Peristiwa Negatif
Pengalaman buruk di masa lalu, seperti dikhianati, pelecehan seksual, atau kekerasan fisik, dapat meninggalkan bekas luka yang mendalam. Trauma semacam ini sering kali membuat seseorang sulit untuk mempercayai orang lain dan membuka diri untuk hubungan baru.
Rasa waspada yang berlebihan terhadap calon pasangan dapat menghalangi perkembangan hubungan yang sehat dan bahagia.
Perfeksionisme
Memiliki standar atau kriteria tertentu untuk calon pasangan bukanlah hal yang salah. Namun, menjadi terlalu perfeksionis bisa menjadi masalah. Dr. Sheri mengungkapkan bahwa standar yang terlalu tinggi sering kali dapat menghambat perkembangan perasaan Anda.
Ketika ekspektasi menjadi tidak realistis, ini dapat menghalangi Anda untuk merasakan cinta dan akhirnya berujung pada kesendirian.